Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Bila mengingat perjalanan karier ini, saya masih tak percaya bisa masuk timnas senior. Kadang di kamar hotel, saya masih berpikir apakah benar ada di timnas," kata Abdul Rachman saat membagi kisah hidupnya kepada Tabloid BOLA.
Penulis: Gonang Susatyo/Yan Daulaka/Andrew Sihombing
Perjalanan bek kiri milik klub Persiba Balikpapan itu memang bak wahana permainan roller-coaster. Naik dan turun sudah dicicipi kendati usianya baru 25 tahun.
Cerita awal karier profesional Rachman bahkan bisa dibilang dihiasi keprihatinan. Sang pemain ketika itu baru berusia 20 tahun saat bergabung dengan Bontang FC pada musim kompetisi 2011.
Semula Rachman membayangkan bakal mendapat penghasilan lumayan. Namun, klubnya ketika itu diterpa problem keuangan sehingga gajinya tak dibayarkan selama beberapa bulan.
“Meski sempat tertahan, gaji akhirnya dibayarkan. Itu debut profesional saya yang tak terlupakan. Apalagi, saya menghadapi masalah yang lebih buruk di tahun kedua bersama Bontang FC,” ujar Rachman.
Baca Juga:
Ia memilih bertahan di Bontang FC saat kompetisi terbelah. Ketika itu, klub mengikuti kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI).
Tak dinyana, gajinya tak dibayarkan selama enam bulan. Bahkan, sampai sekarang tak ada kabar dari tunggakan gaji tersebut.
“Pengalaman yang tak terlupakan. Saya merasakan pahitnya sepak bola. Tetapi, kejadian itu tak menyurutkan semangat saya untuk tetap berkarier di sepak bola. Orang tua juga menyerahkan semuanya kepada saya,” kenang Rachman.
Semangat Rachman tak pudar karena bal-balan merupakan pilihan pribadinya. Demi kecintaannya itu, anak bungsu dari empat bersaudara ini bahkan sampai mengabaikan larangan sang ayah, Ahmad Palatai, yang memintanya kuliah.