Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Rekor Sponsor NBA Masih Sepi

By Minggu, 16 Oktober 2016 | 08:34 WIB
Bintang LA Lakers, Kobe Bryant, dalam laga kontra Philadelphia 76ers pada Selasa (1/12/2015). (MITCHELL LEFF/GETTY IMAGES)

Komersialisasi di kostum olahraga memasuki babak baru pada 1973 ketika klub sepak bola Jerman, Eintracht Braunschweig, mengikat kesepakatan dengan Jagermeister untuk memajang logo produsen bir itu di kostum mereka.

Penulis: Christian Gunawan

Kurang dari setahun setelah ikatan Jagermeister, sejumlah klub Bundesliga menggamit sponsor kostum.

Ikatan sponsor kostum itu segera merambah Eropa. Liverpool FC menjadi klub profesional Inggris pertama dengan sponsor di seragam, yakni Hitachi pada 1979.

Tiga tahun sebelumnya, klub amatir Kettering Town sudah menampilkan penyandang dana lokal di kostum, Kettering Tyres.

Revolusi itu berlanjut sampai sekarang dengan nilai kontrak yang gila-gilaan. Dengan ukuran logo sponsor yang lebih besar dari logo klub, kerap kali fans mudah mengingat sponsor.

Beberapa tahun belakangan ini, sponsor juga merambah seragam latihan. Di Amerika Serikat, negara dengan industri olahraga masif, klub olahraga cuma boleh mengikat kontrak untuk seragam latihan.

MLS sudah menampilkan pemberi dana di bagian depan seragam, tetapi sepak bola tak dianggap sebagai olahraga besar. Kostum tim-tim basket wanita, WNBA, telah diwarnai sponsor.

Sampai akhirnya NBA membuat rekor walau baru sejak 2016-2017. Liga basket ini menjadi liga besar olahraga pria pertama di Negeri Paman Sam yang menampilkan sponsor di seragam tim.

Tiga Tahun

Pintu itu terbuka akhir musim lalu saat Board of Governors NBA menyetujui ketersediaan ruang di seragam tim. Namun, perihal sponsor ini akan menjalani masa percobaan selama tiga tahun.

"Sponsor seragam memberikan kelekatan yang lebih dalam seiring niat rekanan membangun hubungan unik dengan tim. Investasi tambahan akan membantu pertumbuhan permainan ini dalam cara baru yang men janjikan. Kami selalu memikirkan cara inovatif agar NBA dapat tetap kompetitif di pasar global. Kami menantikan hasil dari tiga tahun percobaan ini,” ucap Adam Silver dikutip Fox Sports.

Sang Komisioner NBA meramal ruang baru bujur sangkar ukuran 2,5 inci di dada kiri itu bisa mendatangkan 100 juta dolar AS.

Dengan proyeksi tersebut, tim-tim diharapkan segera menjalin kerja sama.

Namun, sampai saat ini, sekitar setengah tahun setelah NBA membuka pintu, baru dua tim yang berhasil mendapatkan sponsor, yaitu Philadelphia 76ers (dengan StubHub) dan Sacramento Kings (Blue Diamond Almonds).

Keduanya senilai 15 juta dolar untuk tiga tahun. ESPN menjabarkan beberapa faktor yang membuat kesepakatan itu tak selancar yang diinginkan. Faktor terbesar adalah nilai pasar.

Eksekutif pemasaran tim tengah ditekan menciptakan nilai untuk sesuatu yang belum memiliki pasar mapan, sekurangnya tidak di AS. Tidak ada tim yang ingin mendapatkan kontrak murah.

Faktor berikutnya adalah kompleksivitas. Beberapa kategori produk tak dapat tampil. Alkohol, rumah judi, penyedia konten media, dan pesaing dua sponsor utama NBA (Spalding dan Tissot).

Pemain dan jaringan televisi lokal juga menjadi pertimbangan. Sepinya peminatan mengarah kepada anggapan bahwa NBA dan tim-tim keliru menghitung peluang.

ESPN menilai wilayah ini hanya belum dipahami NBA dan para tim. Begitu kontrak mulai muncul, tim-tim lain diperkirakan akan mengikuti.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P