Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Alasan Nico Rosberg Pantas Jadi Juara Dunia F1 2016

By Arief Kurniawan - Jumat, 14 Oktober 2016 | 16:55 WIB
Pebalab F1 dari tim Mercedes AMG Petronas, Nico Rosberg, saat perayaan keberhasilan di Formula One di Suzuka Jepang (9/10/2016). (TOSHIFUMI KITAMURA / AFP)

Formula 1 memasuki fase akhir dan Nico Rosberg unggul 33 angka atas Lewis Hamilton. Bisakah Rosberg menjadi juara dunia mengikuti jejak ayahnya, Keke, pada 1982? Inilah lima alasan kenapa pebalap Jerman berusia 31 tahun tersebut sangat bisa dan pantas meraihnya.

Pertama: Koleksi 9 kemenangan
Musim ini Nico Rosberg sudah memenangi sembilan balapan dan belum pernah dalam sejarah F1 ada pebalap yang gagal jadi juara setelah menang sebanyak itu.

Pebalap yang gagal menjadi juara dunia dengan koleksi kemenangan terbanyak adalah Michael Schumacher (7, tahun 2006), Kimi Raikkonen (7, 2005), dan Alain Prost (7, 1984 dan 1988).

Kedua: Cukup Finis Kedua
Dengan berselisih 33 poin, Rosberg cukup finis di urutan kedua di setiap seri walau Hamilton memenangi keempat balapan di Amerika, Meksiko, Brasil, dan Abu Dhabi tersebut.

Selisih poin antara pemenang dan runner-up adalah 7 (25-18) dan berbekal konsistensinya sepanjang musim ini, bukan hal sulit bagi Rosberg untuk selalu berada di posisi dua karena karakter semua sirkuit tersisa di musim ini sangat menunjang bagi Nico untuk meraih impiannya tersebut.

Ketiga: Ketenangan
Rosberg dan Hamilton adalah teman baik, namun mereka sempat berseteru panas di akhir musim lalu. Rosberg waktu itu masih terbawa arus perselisihan hingga di luar trek.

Musim ini, walau masih ada pertengkaran di antara keduanya, Rosberg tak sampai membawanya ke ranah pers. Dia tak meladeni wartawan untuk terlibat perang urat syaraf dengan Hamilton seperti tahun lalu.

Perubahan sikap ini membawanya ikut tenang tampil di trek. Bayangkan, Rosberg yang sempat unggul 43 angka tidak panik ketika sebelum libur musim panas dia balik tertinggal 19 poin.

Selepas liburan, Rosberg tampil sangat dingin dengan memenangi empat dari lima balapan dan kini malah kembali unggul 33 angka.

4. Mercedes yang Tangguh
Faktor teknis tentu tak bisa dilepaskan dari sukses seorang juara dunia F1. Begitu juga dengan Rosberg di musim ini.

Mobil Mercedes dengan sasis bernama W07 Hybrid itu memang sangat tangguh. Nyaris tidak ada sirkuit yang tak bisa ditaklukkan. Lihat pula fakta bahwa mereka hanya kalah di dua GP, Spanyol dan Malaysia, bukan karena kalah murni di trek.

Di Spanyol, duet Hamilton dan Rosberg bertabrakan ketika sedang di depan. Begitu pula di Malaysia, Hamilton yang sedang unggul jauh tiba-tiba mesinnya meledak.

Selain itu, sirkuit-sirkuit di mana mereka kesulitan musim lalu, Singapura dan Hungaria, sangat mudah mereka taklukkan di musim ini.

Tak pelak, Nico wajib berterima kasih karena Mercedes bukan hanya memberinya sasis yang hebat secara aerodinamika, juga punya ketahanan bagus pada power unit (mesin) PU106C Hybrid. Paket itu kembali menjadi juara dunia konstruktor musim ini, ketiga secara beruntun.

5. Hamilton Mesti Irit Mesin
Yang juga tak kalah vital dari persaingan menjelang musim berakhir adalah fakta bahwa Rosberg masih sangat nyaman dengan jatah power unit (mesin).

Sementara itu, Hamilton justru sebaliknya. Dia sudah menggunakan mesin yang pas-pasan dan hal itupun sudah melebihi jatah (8) dari keharusan 5, sehingga terpaksa mengambil penalti di GP Belgia.

Dengan kondisi itu Hamilton tak bisa tampil "gas pol" terus alias harus mengirit mesinnya untuk tidak digunakan sampai batas kemampuan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P