Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tembus Timnas, Kapten Mitra Kukar Hasil Tempaan Kompetisi Kasta Kedua

By Kamis, 6 Oktober 2016 | 10:45 WIB
Gelandang Bayu Pradana saat ditemui di Hotel Alana, Solo pada awal September 2016. (GONANG SUSATYO/JUARA.net)

SOLO, JUARA.net – Usianya terhitung muda untuk menjadi kapten tim sebesar Mitra Kukar. Namun gelandang Bayu Pradana Andriatmoko yang berusia 25 tampil bagus dan sukses menembus timnas Indonesia efek tampil maksimal untuk Mitra Kukar.

Musim ini, Bayu Pradana sudah diberi kepercayaan menjadi kapten Mitra Kukar pada TSC 2016. Tak berhenti di situ. Dia juga kembali menghuni tim nasional (timnas) Indonesia.

Bayu termasuk salah satu pemain yang selalu dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk menjalani pemusatan latihan yang dipersiapkan tampil di Piala AFF 2016.

Namun pencapaian Bayu tidak semudah membalikkan tangan. Pemain asal Salatiga ini harus berjuang keras saat mengawali karier sepak bolanya dengan membela Persepar Palangkaraya (saat ini berubah menjadi Kalteng Putra).

“Persaingannya sangat ketat. Tetapi saat itu, saya sudah merasa senang dan bangga bisa mengikuti seleksi timnas."

Gelandang Mitra Kukar, Bayu Pradana

Saat itu, dia bersama Persepar berkompetidi di Divisi I pada 2009.

Dari Kalimantan, dia kembali Jawa untuk memperkuat Persis Solo. Pertimbangannya, Bayu ingin bermain di klub yang tak jauh dari kota tempat tinggal keluarganya, Salatiga.

“Dari Persis, saya masih bermain di Divisi Utama dengan memperkuat Persipasi Bekasi dan kembali ke Palangkaraya karena membela Persepar lagi musim 2012-2013,” kata Bayu.

”Saat itu, Persepar memilih bermain di Liga Primer Indonesia (LPI). Saat di Persepar, saya sempat mengikuti seleksi timnas U-23 yang dipersiapkan untuk SEA Games 2013,” tutur.


Gelandang Bayu Pradana (kiri) dan bek Indra Kahfi dalam sesi latihan timnas Indonesia sebelum laga kontra Malaysia di Stadion Manahan, Solo pada 4 September 2016. (GONANG SUSATYO/JUARA.net)

Hanya, dia kalah bersaing sehingga tak lolos seleksi. Diakuinya, persaingan di posisi gelandang bertahan memang ketat. Apalagi, ada Dedi Kusnandar.

“Persaingannya sangat ketat. Tetapi saat itu, saya sudah merasa senang dan bangga bisa mengikuti seleksi timnas. Setelah gagal, saya termotivasi dengan berlatih keras,” ucapnya.