Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Prandelli: Kesempatan Tangani Valencia Tak Bisa Saya Tolak

By Verdi Hendrawan - Selasa, 4 Oktober 2016 | 10:49 WIB
Cesare Prandelli dalam pertandingan UEFA Champion League antara Arsenal dan Galatasaray AS di Emirates Stadium 01 Oktober 2014. (PAUL GILHAM/GETTY IMAGES)

Cesare Prandelli telah resmi diangkat sebagai pelatih baru Valencia. Pelatih asal Italia berusia 59 tahun itu pun memandang Los Che sebagai proyek jangka panjang dan kesempatan yang tak bisa ia tolak.

Prandelli sudah diperkenalkan oleh klub dalam sebuah jumpa pers sebagai pelatih baru Valencia. Mantan pelatih tim nasional Italia itu juga telah menyaksikan laga Los Che kalah 0-2 dari Atletico Madrid, Minggu (2/10/2016).

Prandelli diangkat Valencia sebagai pengganti Paco Ayestaran yang dianggap telah gagal pada awal musim 2016-2017. Dalam empat laga perdana La Liga musim ini, Ayestaran gagal mempersembahkan poin bagi klub.

Posisi Ayestaran dalam tiga laga terakhir sempat digantikan oleh Salvador Gonzalez Marco alias Voro. Pelatih sementara berusia 59 tahun itu justru berhasil meraih dua kemenangan dalam tiga laga terakhir.

Baca Juga:

Dalam jumpa pers tersebut, Prandelli menjelaskan alasan ia memilih bergabung dengan Valencia. Ia pun mengaku ingin memiliki karier panjang bersama kubu Mestalla.

"Saya memilih bergabung ke Valencia karena proyek yang dimiliki klub sangat menarik. Jika melihat mentalitas klub, saya tidak dapat menolak tawaran tersebut," ucap Prandelli.

"Saya optimistis karena secara teknis, tim memiliki kualitas yang baik. Selain itu saya melihat ada banyak hal yang masih bisa diperbaiki sehingga tim bisa terus mengalami kemajuan dan ini adalah proyek jangka panjang," tuturnya.

Selain itu, Prandelli pun menuturkan beberapa tujuan dan aspek utama yang akan ia tanamkan di dalam tim. Salah satunya adalah membangun kebersamaan tim.

"Tujuan pertama saya adalah untuk menemukan keseimbangan yang saat ini hilang dari tim. Selain itu, saya akan memberikan para pemain semangat serta pola pikir sebagai sebuah tim, bukan individu," ujar Prandelli.