Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga final tunggal putra AS Terbuka antara Stan Wawrinka dan Novak Djokovic akan digelar di USTA Billie Jean King National Tennis Center, Minggu (11/9/2016) sore waktu setempat atau Senin dini hari WIB.
Secara keseluruhan, Djokovic mendominasi pertemuan dengan Wawrinka. Hingga laga terakhir mereka pada babak semifinal Paris Masters 2015, Djokovic unggul 19-4.
Namun, khusus untuk duel di turnamen Grand Slam, rekor pertemuan kedua petenis tercatat Djokovic unggul 4-2.
Lantas, bagaimana dengan final AS Terbuka tahun ini? Akankah kemenangan menjadi milik Djokovic yang merupakan petenis nomor satu dunia?
Atau, akankah Wawrinka yang justru sukses meraih gelar perdananya di AS Terbuka?
"Saya belum bertanding melawan Stan dalam beberapa waktu terakhir. Dia adalah pemain besar. Dia senang bertanding di pertandingan besar, melawan pemain bagus. Saat itulah dia mengangkat level performa permainan tenis. Permainannya semakin bagus," kata Djokovic yang dilansir ATP World Tour.
Di atas kertas, Djokovic yang menempati unggulan teratas, lebih difavoritkan menang ketimbang Wawrinka. Apalagi Djokovic tercatat hanya tiga kali bertanding penuh.
Djokovic yang datang ke Flushing Meadows dengan kondisi fisik kurang fit, mendapat keuntungan setelah dua lawannya, Mikhail Youzhny (Rusia) yang ditemui pada babak ketiga dan Jo-Wilfried Tsonga (Prancis) yang dihadapi pada babak perempat final, mundur karena mendapat cedera saat tengah bertanding.
Sementara itu, satu lawan lainmya, Jiri Vesely (Rep Ceska), mengundurkan diri bahkan sebelum pertandingan babak kedua dimainkan.
Namun, Djokovic juga memiliki cederanya sendiri. Saat menjalani pertandingan melawan Gael Monfils (Prancis) pada babak semifinal, Jumat (9/9/2016), Djokovic sempat mendapat perawatan di bahu.
Di sisi lain, Wawrinka lebih terlatih saat menghadapi tekanan dari para lawan sepanjang menjalani AS Terbuka.
Wawrinka sempat bertanding lima set saat menjumpai petenis non-unggulan, Daniel Evans (Britania Raya), pada babak ketiga. Pada babak itu, Wawrinka memenangi laga dengan 4-6, 6-3, 6-7(6), 7-6(8), 6-2.
Ujian mental dan fisik unggulan ketiga ini tidak berhenti sampai di situ. Pada tiga pertandingan terakhir, Wawrinka selalu menyelesaikan laga dengan permainan empat set, termasuk saat menghadapi juara AS Terbuka 2009, Juan Marti del Potro (Argentina).
Terakhir, Wawrinka menang atas unggulan keenam asal Jepang, Kei Nishikori (Jepang), 4-6, 7-5, 6-4, 6-2.
"Bertanding melawan Novak, pemain nomor satu dunia, selalu sangat menantang. Kami mempunyai beberapa pertandingan sengit, terutama pada Grand Slam," ujar Wawrinka.
"Rahasianya sederhana, saya harus memainkan permainan tenis terbaik. Dia pemain nomor satu, pemain dan pejuang luar biasa. Secara mental, dia pemain yang buas. Tidak mudah melawan dia. Saya yakin dia akan menampilkan permainan tenis terbaiknya untuk laga final," katanya.
Wawrinka tercatat selalu sukses memenangi laga final turnamen Grand Slam. Dari dua kesempatan sebelumnya (Australia Terbuka 2014 dan Prancis Terbuka 2015), dia tampil sebagai juara.
Pada final Australia Terbuka 2014, Wawrinka mengalahkan Rafael Nadal (Spanyol), sedangkan pada final Prancis Terbuka 2015, dia menundukkan Djokovic.
Berikut rekor pertemuan Djokovic dan Wawrinka pada turnamen Grand Slam.
Australia Terbuka 2013: Djokovic menang pada babak perdelapan final (1-6, 7-6, 6-4, 6-7(5), 12-10)
Australia Terbuka 2014: Wawrinka menang pada babak perempat final (2-6, 6-4, 6-2, 3-6, 9-7)
Australia Terbuka 2015: Djokovic menang pada babak semifinal (7-6(1), 3-6, 6-4, 4-6, 6-0)
Prancis Terbuka 2015: Wawrinka menang pada babak final (4-6, 6-4, 6-3, 6-4)