Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gelar demi gelar terus dipersembahkan kontingen La Liga di ajang antarklub Eropa, baik di panggung Liga Champion maupun di pentas Liga Europa. Namun, pertanyaan seputar liga terbaik dunia masih saja kerap muncul.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
Klaim terbaik seperti sulit disodorkan karena alasan La Liga hanya didominasi Real Madrid dan Barcelona.
Akan tetapi, bukan lantaran kualitas para pesaing mereka tak cukup mumpuni untuk mengarungi kompetisi Ranah Matador, melainkan karena dua rival abadi ini memang sangat superior.
Premier League merasa dirinya liga terbaik. Begitu pula Serie A dan Bundesliga.
Jika terbaik menurut Premier League adalah ramainya calon juara di setiap musim, mungkin label yang lebih cocok adalah liga paling kompetitif.
Klaim terbaik Serie A karena banyaknya alternatif strategi yang dipraktikkan pelatih, pun mungkin lebih pas disebut liga paling variatif.
Sementara itu, Bundesliga boleh jadi lebih ideal untuk dicap sebagai liga paling sehat lantaran sektor finansial klub-klub mereka yang memang paling yahud.
Apabila elemen kompetitif, seru, kaya strategi, atau paling banyak menyedot animo penonton yang dipakai sebagai parameter, rasa-rasanya kata terbaik sulit dimiliki La Liga.
Namun, jika aspek prestasi yang diapungkan, Barcelona dkk. jelas menjadi yang paling layak menyandang statusnya.
Trofi adalah muara dari sebuah prestasi. Selama ajang antarklub Eropa semodel LC dan LE masih menjadi satu-satunya wadah untuk mengukur siapa yang terbaik, selama itulah La Liga masih menjadi rajanya.
Sejak masih berformat Piala Champion dan Piala UEFA, hingga kini berformat LC dan LE, La Liga menyumbang juara terbanyak.
Merata
Khusus di arena LC yang mulai bergulir pada 1992/93, selain mewakilkan 9 juara, La Liga juga berhasil meloloskan paling banyak klub ke fase grup.
Ya, secara overall ada 13 klub yang sudah berlaga, yakni Barcelona, Madrid, Valencia, Atletico, Deportivo La Coruna, Sevilla, Villarreal, Real Sociedad, Athletic Bilbao, Real Mallorca, Celta Vigo, Real Betis, dan Malaga.
La Liga sebetulnya bisa memakai fakta ini guna menguatkan klaim mereka sebagai tak hanya yang terbaik, tapi juga lebih merata karena mampu meloloskan paling banyak kontestan ke fase grup LC.
Premier League cuma bisa mengirim 10 wakil berbeda, Serie A hanya bisa meloloskan 9, sedangkan Bundesliga 11.
Dalam 11 edisi ke belakang, Barcelona dan Madrid secara bergantian sukses melahap enam gelar LC. Barca meraih empat, sedangkan Madrid dua.
Dalam kurun waktu yang nyaris sama, termasuk di kancah LE dan Piala Super Eropa, klub-klub La Liga sukses memenangi 48 dari 51 duel bersistem satu atau dua leg melawan wakil liga lain.
Tiga titel terakhir LC secara beruntun direbut Madrid, Barca, dan Madrid lagi.
Sejak Liverpool, Nottingham Forest, dan Aston Villa menjuarai Piala Champion dalam enam edisi beruntun (1976/77-1981/82), belum pernah ada asosiasi yang bisa mencatatkan dominasi berupa trigelar beruntun.
Melihat faktor keunggulan head-tohead La Liga apabila dipertemukan dengan wakil liga lain, ditambah penyempurnaan skuat yang terus dilakoni Barca, Madrid, dan Atletico, bukan mustahil gelar juara LC 2016/17 akan kembali direbut tim asal La Liga.
Entah itu Barca, Madrid, atau Atletico.
[video]https://video.kompas.com/e/5120028449001_v1_pjuara[/video]