Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Madrid boleh saja tak lagi jorjoran membeli pemain baru, tapi ada satu tradisi yang berlanjut.
Los Blancos alias Si Putih masih ngiler terhadap pemain bintang jebolan turnamen akbar sekaliber Euro dan Piala Dunia.
Jaminan Prestasi
Tradisi tersebut setidaknya mulai berlaku sejak 1996 saat Madrid mendatangkan sepasang pemain berbeda kewarganegaraan yang bersinar terang di Euro, yakni Bodo Illgner (Jerman) dan Davor Suker (Kroasia).
Dari situlah mata manajemen Madrid ibarat selalu melek buat memantau beragam aksi pemain selama Euro maupun Piala Dunia. Begitu ada yang mencuat dan kebetulan sesuai dengan kebutuhan tim, mereka bakal mengajukan penawaran.
Tahun ini Morata menjelma sebagai penerus tradisi transfer klub.
Meski Spanyol tersingkir di babak 16 besar, striker yang bakal berulang tahun ke-24 pada bulan depan itu bisa dibilang tampil bagus berkat torehan tiga gol dalam empat pertandingan.
Pembelian Morata sekilas men- jadi sebuah formalitas mengingat Madrid telah memiliki dua megabintang yang paling bersinar di Euro 2016. Siapa lagi kalau bukan Gareth Bale (Wales) dan Cristiano Ronaldo (Portugal).
Usut punya usut, tradisi transfer bintang turnamen akbar rupanya kerap berbanding lurus dengan prestasi Madrid, entah di kancah domestik (La Liga, Copa del Rey, Supercopa de Espana) maupun kontinental (Liga Champion, Piala Super Eropa).
Sebagian besar dari mereka berandil mendatangkan titel juara.
Pengecualian bagi Thomas Gravesen, yang hanya mampu membawa Madrid menempati posisi runner-up La Liga selama dua musim beruntun (2004/05 dan 2005/06).
Rekrutan Real Madrid Usai Turnamen Akbar Sejak 1996