Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bukti Sepak Bola Indonesia (Masih) Kuno

By Selasa, 6 September 2016 | 15:07 WIB
Para pengantre tiket laga timnas Indonesia kontra Malaysia memainkan ponsel pintar mereka untuk membunuh bosan menunggu boks penjualan karcis laga itu buka di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9/2016). (ESTU SANTOSO/JUARA.net)

Baca juga:

Melonggok ke belakang pada Piala Asia 2007, salah satu tiket boks di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK) dibakar karena antrean yang tak kunjung dapat kepastian tiket.

Setelah itu, ricuh penjualan tiket juga terjadi pada Piala AFF 2010 dan SEA Games 2011 yang semua dilaksanakan di SUGBK. Artinya, semua pemangku sepak bola negeri ini masih kuno dalam melakukan hal-hal serupa.

Padahal, jika pepatah mengatakan pembeli itu raja, di sepak bola disamakan bahwa penonton itu adalah raja. Padahal jika tiket dijual secara on-line, penoton tak akan keberatan dan tingkat praktek percaloan minim.

Apalagi, semua pengantre di sekitaran Stadion Manahan terlihat mayoritas mengoperasikan telepon genggam pintar. Artinya, mereka siap untuk membeli tiket dengan cara yang modern dan manusiawi.

[video]https://video.kompas.com/e/5113599030001_v1_pjuara[/video]

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P