Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Start Valencia Terburuk dalam Dua Windu Terakhir

By Sabtu, 3 September 2016 | 18:59 WIB
Aksi striker Valencia, Santi Mina, dalam duel Copa del Rey lawan Barcelona di Valencia, 10 Februari 2016. (MANUEL ALONSO/GETTY IMAGES)

180 Menit, 18 Pemain

Pako mungkin bisa berdalih bahwa timnya belum sepenuhnya padu akibat banyaknya pemain yang hijrah. Untuk kasus Andre Gomes, Rodrigo de Paul, Antonio Arragan, Javi Fuego, Sofiane Foghouli, Alvaro Negredo, dan Denis Cheryshev, alasannya bisa diterima.

Namun, pada kedua jornada tersebut, Pako masih bisa merumputkan Paco Alcacer dan Shkodran Mustafi, di luar akuisisi anyar semodel Nani, Alvaro Medran, Martin Montoya, hingga Mario Suarez. Nama-nama ini jelas punya kualitas di atas personel Las Palmas maupun Eibar, sehingga Ches tak layak takluk.

“Kami menjadi tim yang dominan dalam kedua laga tersebut. Pada laga ini (melawan Eibar) keputusan wasit memengaruhi kinerja kami secara overall. Meski begitu, saya menyimpan keyakinan tinggi karena Valencia bermain dengan identitas kental, dominan, dan terus menebar ancaman,” kata Suarez, menyinggung penalti yang diberikan wasit buat Eibar.

Suarez sendiri baru tampil pada laga kedua. Ia menjadi salah satu bagian dari perombakan yang dilakoni Pako sejak gelaran jornada pembuka. Tak cuma dari formasi yang berubah dari 4-2-3-1 ke 4-3-3, tapi juga dari perspektif personel yang menempati posisi masing-masing.

Saat laga kontra Las Palmas, Valencia menurunkan Matt Ryan, Luis Gaya, Joao Cancelo, Ruben Vezo, Montoya, Abdennour, Medran, Enzo Perez, Parejo, Alcacer, dan Santi Mina. Pemain yang disebut terakhir sukses mengemas kedua gol Valencia, tapi duet Cancelo-Vezo ikut bertanggung jawab dalam masuknya empat gol.

Sementara itu, dalam laga melawan Eibar, Ches tampil dengan formasi Ryan, Cancelo, Gaya, Abdennour, Andre Santos, Perez, Suarez, Nani, Mina, Rodrigo, dan Parejo. Lini belakang dengan duet Gaya-Abdennour terbukti lebih solid, tapi lini depan ganti menjadi mandul.

Walaupun dinilai berhasil memperbaiki mentalitas tim setelah babak belur di tangan Gary Neville sehingga diberikan status pelatih alih-alih caretaker, Pako seolah kehilangan kendali timnya. Pemilihan hingga 18 pemain dalam tempo 180 menit setidaknya menggambarkan kebingungan Pako dalam memilih starting XI.

Ada sisi positif dari jeda kompetisi, meski Valencia menyuplai sembilan pemain untuk sejumlah timnas. Pako bisa melakoni evaluasi mendalam sebelum kembali terjun pada jornada 3 melawan Real Betis di Mestalla.

Jika kembali gagal meraup angka, Pako harus siap menemani Hector Cuper sebagai pelatih dengan start terburuk setelah melewati awal 1999-2000 bermodal empat kalah dan satu seri.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P