Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Tidak ada yang harus dilakukan, kita tidak akan pernah berubah. Pada kedudukan 2-1 kita sudah tahu bagaimana akhirnya. Mentalitas tidak akan pernah berubah," kata fan bernama Andrea.
Ya, Roma seperti tidak berubah. Bukan kali ini saja Tim Kuning-Merah gagal mempertahankan keunggulan dua gol.
Musim lalu Si Serigala tiga kali mengalami momen seperti itu.
Salah satu contoh, pada partai pekan ke-33 Serie A. Roma sempat unggul 2-0 atas tuan rumah Atalanta tapi kemudian tertinggal 2-3 sebelum akhirnya sang kapten Francesco Totti menyamakan skor 3-3 di menit ke-86.
Mentalitas Tim
Tifoso bernama Valerio berkata bahwa tanpa pertahanan yang solid Roma tidak mungkin meraih scudetto.
Kemasukan enam gol dalam empat partai menjadi bukti bahwa pertahanan I Lupi lemah.
Namun, seperti suporter bernama Andrea tadi, pelatih Spalletti lebih menyorot ke faktor mentalitas tim.
"Kami kurang memiliki karakter. Roma membutuhkan lebih dari faktor teknik untuk mengisi kekosongan. Hari ini kami mencoba untuk menang, tetapi gagal. Saya tak dapat menjelaskan kenapa kami tidak mencoba untuk memastikan kemenangan lebih cepat," ujar Spalletti.
"Ini sekarang sering terjadi. Ketika kami mengontrol pertandingan, kami malah mundur, dengan mudahnya memberi bola dan lawan-lawan kami memanfaatkan keuntungan itu," jelas sang pelatih.
Roma harus memperbaiki diri. Jika tidak, kekecewaan Romanisti akan semakin besar.
[video]https://video.kompas.com/e/5109234934001_v1_pjuara[/video]