Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jika perjalanan satu musim penuh diibaratkan sebagai sebuah film, lakon bertajuk Roma 2016-2017 sudah bikin tifosi kecewa meski cerita baru dimulai.
Penulis: Riemantono Harsojo
Roma baru memainkan empat pertandingan resmi di musim 2016-2017.
Namun, suporter I Giallorossi (Si Kuning-Merah) sudah dibuat kecewa dua kali.
Dua kekecewaan itu muncul dalam waktu kurang dari satu pekan. Pertama pada 23 Agustus lalu, Roma gagal maju ke fase grup Liga Champions setelah kalah 0-3 dari Porto di kandang sendiri.
Kekecewaan kedua muncul pada Minggu (28/8). Tripoin yang ada di depan mata melayang. Sempat unggul 2-0 atas tuan rumah Cagliari, tim asuhan pelatih Luciano Spalletti mesti mengakhiri partai di pekan kedua Serie A itu dengan hasil imbang 2-2.
Setelah pertandingan, tidak sedikit tifosi yang melampiaskan kekecewaan mereka di media sosial. Situs Vocegiallorossa.it memuat kekecewaan para suporter.
Baca Juga:
"Menjengkelkan, baru di bulan Agustus saya sudah kecewa," kata fan bernama Mauro.
Sementara itu, Angelo menyebut Roma pada musim ini sulit meraih scudetto.
"Tidak ada yang harus dilakukan, kita tidak akan pernah berubah. Pada kedudukan 2-1 kita sudah tahu bagaimana akhirnya. Mentalitas tidak akan pernah berubah," kata fan bernama Andrea.
Ya, Roma seperti tidak berubah. Bukan kali ini saja Tim Kuning-Merah gagal mempertahankan keunggulan dua gol.
Musim lalu Si Serigala tiga kali mengalami momen seperti itu.
Salah satu contoh, pada partai pekan ke-33 Serie A. Roma sempat unggul 2-0 atas tuan rumah Atalanta tapi kemudian tertinggal 2-3 sebelum akhirnya sang kapten Francesco Totti menyamakan skor 3-3 di menit ke-86.
Mentalitas Tim
Tifoso bernama Valerio berkata bahwa tanpa pertahanan yang solid Roma tidak mungkin meraih scudetto.
Kemasukan enam gol dalam empat partai menjadi bukti bahwa pertahanan I Lupi lemah.
Namun, seperti suporter bernama Andrea tadi, pelatih Spalletti lebih menyorot ke faktor mentalitas tim.
"Kami kurang memiliki karakter. Roma membutuhkan lebih dari faktor teknik untuk mengisi kekosongan. Hari ini kami mencoba untuk menang, tetapi gagal. Saya tak dapat menjelaskan kenapa kami tidak mencoba untuk memastikan kemenangan lebih cepat," ujar Spalletti.
"Ini sekarang sering terjadi. Ketika kami mengontrol pertandingan, kami malah mundur, dengan mudahnya memberi bola dan lawan-lawan kami memanfaatkan keuntungan itu," jelas sang pelatih.
Roma harus memperbaiki diri. Jika tidak, kekecewaan Romanisti akan semakin besar.
[video]https://video.kompas.com/e/5109234934001_v1_pjuara[/video]