Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gomes de Oliveira: Belajar di Papua, Merekah di Madura

By Jumat, 2 September 2016 | 10:53 WIB
Pelatih Madura United, Gomes Oliveira, saat mengawasi tim asuhannya menjalani latihan di Stadion Brantas Batu, Jawa Timur (09/02/2016). (DOK. BOLA/SUCI RAHAYU)

Semenjak menjalani karier sebagai pelatih di kancah sepak bola nasional, nama Gomes De Oliveira awalnya lebih banyak berkiprah di kawasan Papua. Ia sempat menangani Perseru Serui (2010-2011), Persiwa Wamena (2011-2012), dan Persiram Raja Ampat (2013).

Penulis: Martinus Raya Bangun

Perjalanan karier Gomes semakin berwarna setelah ditunjuk menangani Madura United di ajang Torabika Soccer Championship 2016. Terlebih, Gomes sukses mengantar skuat Laskar Sape Kerap sebagai pemuncak klasemen paruh pertama.

"Kalau ingat masa lalu memang lucu. Suasananya berbeda dengan saat masih di Papua. Tekanannya tak begitu besar. Kini di Madura United, hampir setiap hari saya harus melayani wawancara media terkait kondisi tim, pemain, dan persiapan," ujar Gomes.

Arsitek berdarah Brasil itu melanjutkan bahwa keberhasilan memuncaki klasemen tengah musim TSC tak lepas dari penampilan seluruh anak asuhnya.

"Sejak awal musim, saya sudah tegaskan ke para pemain agar kerja keras dan raih hasil terbaik. Jadi kalau saat ini kami berada di puncak klasemen, ya saya tak kaget lagi," ujar Gomes.

Sistem rotasi juga punya peran penting. Dua winger cepat asal Papua, Elthon Maran dan Engelbert Sani, kerap diturunkan bergantian. Begitu pula dengan komposisi di lini tengah. Gelandang-gelandang kreatif semacam Slamet Nurcahyo, Bayu Gatra, dan Erick Weeks bisa diplot bergantian oleh sang pelatih.

Duo Lokal

Selain Gomes, nominasi pelatih terbaik lainnya adalah Milomir Seslija. Komandan Arema asal Bosnia ini baru resmi menangani Arema di awal-awal TSC. Meski proses adaptasi singkat, ia tetap membuat Arema disegani dan kini menempel ketat Madura United di papan klasemen.

Dua kandidat pelatih terbaik lain berasal dari sosok lokal, yakni Ibnu Grahan (Bhayangkara Surabaya United) dan Widodo C. Putro (Sriwijaya FC).

Ibnu berhasil membawa BSU ke tiga besar di paruh pertama. Padahal, BSU awalnya hanya dihuni sebagian besar pemain muda yang terjebak kasus dualisme Persebaya.

Kiprah perdana Widodo selaku pelatih Sriwijaya FC juga tak terlalu buruk. Selain sukses menembus peringkat 5 besar di masa jeda, skuat Laskar Wong Kito juga punya catatan agregat gol positif, yakni 27 gol memasukkan dan hanya kemasukan 13 gol.

Jika dikomparasi dengan tim-tim lain, agregat gol (+14) milik SFC itu merupakan yang terbaik di paruh pertama musim TSC 2016.

NOMINATOR PELATIH TERBAIK PARUH MUSIM TSC 2016

  • Gomes De Oliviera. Usia: 53 tahun Asal: Brasil Klub: Madura United Formasi Andalan: 4-2-3-1
  • Milomir Seslija. Usia: 52 tahun Asal: Bosnia Klub: Arema Cronus Formasi Andalan: 4-3-3
  • Ibnu Grahan. Usia: 46 tahun Klub: Bhayangkara Surabaya United Asal: Indonesia Formasi Andalan: 4-5-1
  • Widodo C. Putro. Usia: 45 tahun Klub: Sriwijaya FC Asal: Indonesia Formasi Andalan: 4-2-3-1
Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P