Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ayah Liliyana: Kenapa Tidak dari Dulu

By Delia Mustikasari - Selasa, 23 Agustus 2016 | 22:14 WIB
Ibunda dan Ayah Liliyana Natsir, Olly Maramis (kiri) dan Beno Natsir, berpose sebelum acara penyambutan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (23/8/2016). (DELIA MUSTIKASARI/JUARA.NET)

Di balik keberhasilan pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, meraih medali emas Olimpiade Rio 2016, ada peran motivator yang berhasil memompa semangat mereka saat berlaga pada event tersebut.

Motivator tersebut merupakan rekomendasi dari ayah Liliyana, Beno Natsir. Kebetulan, sang motivator masih memiliki hubungan saudara.

"Dua minggu sebelum Olimpiade, saya sarankan Tontowi/Liliyana untuk mendatangi motivator, Putra Lengkong. Dia masih saudara dengan kami. Di sana, mereka mendapat motivasi bagaimana cara mengatasi ketegangan di lapangan," kata Beno saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Selasa (23/8/2016).

"Owi (Tontowi) ketika error permainannya suka drop. Setelah mendapat masukan dari Putra Lengkong bagaimana mengatasi ketegangan, mereka jadi bersemangat karena merasa cocok dengan saran yang diberikan. Owi sampai bilang kenapa tidak dari dulu," ucap Beno.

Menurut Beno, biasanya Liliyana lebih banyak memberi nasihat kepada Tontowi. Setelah mendatangi motivator, Liliyana menjadi lebih percaya dengan Tontowi," ujar Beno.

"Kami sebelumnya sering bercerita tentang kendala yang dihadapi Butet (Liliyana) kepada Putra Lengkong.

Oleh karena itu, Putra Lengkong langsung mengatakan kalau Tontowi harus ditangani langsung olehnya. Saran yang Tontowi dapat langsung dia terapkan selama Olimpiade, sehingga saat melakukan kesalahan, dia tahu apa yang harus dilakukan.


Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, mencium ayahnya Beno Natsir, sesaat setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (23/8/2016).(ANDREAS LUKAS ALTOBELI/KOMPAS.COM)

Beno mencontohkan, saat Olimpiade London 2012, Owi terlihat bingung ketika banyak melakukan kesalahan. Kala itu, Beno datang langsung ke London menyaksikan pertandingan Tontowi/Liliyana.

"Pada Olimpiade Rio, terlihat jelas perubahan yang terjadi pada diri Owi. Permainannya sangat bagus, ujar Beno.