Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tangan Dingin Richard Mainaky di Balik Sukses Owi/Butet

By Minggu, 21 Agustus 2016 | 13:27 WIB
Richard Mainaky, pelatih ganda campuran (FERNANDO RANDY/BOLA/JUARA.NET)

Mereka pernah menjadi juara dunia 2005 dan 2007. Pasangan ini juga menyumbangkan emas bagi Indonesia pada SEA Games 2005 dan 2009.

Mereka berhasil menembus final Olimpiade Beijing 2008, tetapi akhirnya kalah dari pasangan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung.

Pada 2010 akhir, pasangan ini dipisah. Liliyana dipasangkan dengan Tontowi. Keduanya menjadi senjata utama Indonesia pada banyak turnamen dan kini meraih emas pada Olimpiade.

Tontowi/Liliyana bukan satusatunya tumpuan ganda campuran Indonesia saat ini. Di bawah mereka ada Praveen Jordan/Debby Susanto.

Pasangan ini mencuri perhatian setelah meraih gelar All England, Maret. Namun, dalam waktu dekat Debby berencana pensiun yang berarti Richard harus segera mencarikan pasangan baru buat Praveen.

Pelatih dan Orang Tua

Mengubah susunan pasangan demi mencari kekuatan terbaik merupakan salah satu tugas Richard. Di pelatnas saat ini pun, beberapa kali Richard merombak pasangan anak didiknya.

Pasangan terakhir yang dia bentuk adalah Riky Widianto/Gloria Emanuelle Widjaja. Pasangan ini masih dicoba di beberapa turnamen sebelum keputusan baru dibuat lagi.

Membentuk pasangan baru yang bisa berprestasi bukanlah satu-satunya kehebatan yang dimiliki Richard. Dia punya keistimewaan lain yang kini mengantarnya meraih banyak prestasi.

“Bagaimana dia beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan sistem poin, itu luar biasa. Dia juga sangat bagus saat mengangkat mental bermain anak buahnya,” kata Yuni Kartika, Kepala Bidang Humas dan Sosial Media PBSI.

Riky dan Gloria juga sepakat bahwa Richard merupakan orang yang disiplin dan sangat teratur, baik untuk urusan di dalam maupun di luar lapangan.