Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
92.3 - @Manuel_Neuer had the best pass accuracy (92.3%) of all players in #ATLFCB. Weird. pic.twitter.com/akcnLf9dTF
— OptaFranz (@OptaFranz) April 28, 2016
Maklum, Guardiola menargetkan penguasaan bola 70 persen setiap pertandingan sehingga penjaga gawang juga dituntut terlibat dalam permainan.
"Guardiola tidak mau bermain dengan 10 pemain plus seorang penjaga gawang. Kami terdiri dari 11 pemain yang sesuai dengan kebutuhan filosofi dia," tutur Neuer.
Serupa Valdes, Neuer juga dituntut berani mengambil risiko. Sebab, dengan format high defensive line, ada ruang cukup besar di depan kotak penalti Bayern.
Neuer pun sering meninggalkan gawang demi merapatkan jarak dengan duet bek tengah atau memotong serangan balik lawan.
Joe Hart
Situasi berbeda dialami Guardiola bersama Manchester City. Joe Hart cenderung menghindari risiko dan sering melepaskan umpan panjang.
Bukan tanpa alasan Hart jarang mengirim bola secara mendatar. Akurasi Hart tergolong rendah. Dalam tiga musim, Hart melepaskan 562 operan pendek dan hanya 49 di antaranya menemui sasaran.
Bandingkan saja dengan Neuer. Dalam kurun serupa, dia melancarkan 2.077 operan pendek dan 85 persen di antaranya berakhir di kaki rekan setim.
COMPARISON: Here is a look at how Joe Hart compares to Manuel Neuer last term. LIVE blog: https://t.co/1ORZBMIOU7 pic.twitter.com/1NM0VPpmFK
— Sky Sports MNF (@SkySportsMNF) August 15, 2016
"Guardiola tidak mau bermain dengan 10 pemain plus seorang penjaga gawang. Kami terdiri dari 11 pemain yang sesuai dengan kebutuhan filosofi dia." - Manuel Neuer
Jadi, tidaklah mengherankan Guardiola mencadangkan Hart dalam dua pertandingan pertama musim 2015-2016. Dia memilih Willy Caballero untuk berdiri di bawah mistar.
Cabballero sebenarnya tidak begitu fasih dengan lakon sweeper-keeper. Namun, dibandingkan dengan Hart, dia lebih mendekati Neuer atau Valdes.