Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Koleksi gelar juara ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, semakin lengkap dengan perolehan medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12, pada partai final yang berlangsung di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Rabu (17/8/2016).
Tontowi/Liliyana menjadi pasangan atlet Indonesia pertama yang bisa menjuarai nomor ganda campuran pada Olimpiade. Sebelum Olimpiade Rio 2016, nomor ini bergantian dikuasai pasangan Korea Selatan dan China.
Medali emas Olimpiade ini juga melengkapi prestasi Tontowi/Liliyana. Sebelum meraih emas Olimpiade, mereka sudah merasakan sejumlah gelar bergengsi di level superseries, superseries premier dan kejuaraan dunia.
Di All England, salah satu turnamen kategori superseries, Tontowi/Liliyana bahkan mencatat hat-trick juara. Mereka menjadi juara pada 2012, 2013, dan 2014.
Dipasangkan sejak 2010, Tontowi/Liliyana kemudian berkembang menjadi pasangan yang disegani. Pada tahun pertama, mereka merebut dua gelar juara kategori grand prix. Tahun berikutnya, mereka memenangi dua gelar grand prix dan dua gelar superseries.
Tahun 2012 bisa dikatakan menjadi periode emas bagi Owi/Butet ketika memenangi sejumlah gelar bergengsi. Namun, mereka gagal di Olimpiade 2012 karena kalah di semifinal dan perebutan medali perunggu.
Pada 2013, sejumlah gelar superseries direbut. Gelar All England juga dipertahankan. Mereka juga menjadi yang terbaik pada Kejuaraan Dunia di Guangzhou, China.
Pada 2014, Tontowi/Liliyana bisa mempertahankan gelar All England sekaligus mencatat hat-trick dan dua gelar superseries lain. Namun, memasuki 2015, prestasi pasangan ini mengalami kemandekan dan hanya sekali merebut gelar juara kategori grand prix.
Prestasi mereka dalam dua tahun terakhir memang kurang menjanjikan. Tontowi/Liliyana sering kalah pada babak awal turnamen superseries. Tahun ini, mereka baru meraih satu gelar superseries yakni Malaysia Terbuka.
Pada Indonesia Terbuka 2016, mereka tersingkir pada babak kedua. Pekan berikutnya, mereka langsung tumbang pada babak pertama Australia Terbuka.
Wajar jika banyak pihak lalu meragukan apakah mereka bisa meraih medali pada Olimpiade Rio 2016.
“Kemenangan ini untuk membayar semua keraguan terhadap kami,” kata Tontowi.
Liliyana juga mengaku harus berdamai dengan setiap kekalahan yang dia terima.
“Saya berkata, oke kami kalah di turnamen superseries. Namun, selama ini konsentrasi kami memang di Olimpiade. Sekarang, terbayar sudah kekalahan-kekalahan yang dulu,” ujar Liliyana.
Tontowi/Liliyana berhasil membalas segelintir peragu dengan medali emas Olimpiade 2016. Prestasi ini juga mengembalikan tradisi medali emas Indonesia yang sempat terputus di London 2012.
Prestasi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir:
Penulis: Jalu Wisnu Wirajati