Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Andy Murray, Emas Olimpiade dan Sejarah Baru

By Diya Farida Purnawangsuni - Senin, 15 Agustus 2016 | 14:17 WIB
Petenis Britania Raya, Andy Murray (tengah), berfoto dengan medali emas Olimpiade Rio 2016 yang dimenanginya setelah mengalahkan Juan Martin del Potro (Argentina) dengan skor 7-5, 4-6, 6-2, 7-5 pada babak final tunggal putra di Olympic Tennis Center, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (14/8/2016). (LUIS ACOSTA/AFP PHOTO)

Murray baru kembali ke performa terbaiknya pada 2015. Di bawah bimbingan pelatih baru, Amelie Mauresmo, Murray mencapai final Australia Terbuka dan membawa tim Britania Raya memenangi Piala Davis untuk kali pertama setelah gagal selama 79 tahun.

Tahun ini, Murray yang kembali menggandeng Ivan Lendl sebagai pelatihnya menggebrak dengan hasil runner-up Australia Terbuka dan Prancis Terbuka, serta juara Wimbledon untuk kali kedua.

Tiga bekal tersebut cukup untuk menguatkan mental bertanding Murray pada Olimpiade.

"Empat tahun adalah waktu yang lama dan banyak hal yang bisa berubah. Banyak yang telah berubah sejak 2012, saya senang dapat berkompetisi di turnamen terbesar," katanya.

"Tidak ada yang tahu seperti apa situasi pada empat tahun mendatang di Tokyo. Pada usia 33 tahun, saya tidak yakin akan berada di level sama," ujar Murray lagi.

Murray saat ini berusia 29 tahun. Sejak turun ke level pro pada 2005, ayah dari satu putri ini telah memenangi 39 gelar individual, termasuk tiga titel Grand Slam, dan menempati peringkat kedua dunia.


Petenis Britania Raya, Andy Murray (tengah), berfoto bersama peraih medali Olimpiade Rio 2016 lainnya, Juan Martin del Potro (Argentina, kiri) dan Kei Nishikori (Jepang, kanan), di atas podium juara Olympic Tennis Center, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (14/8/2016).(LUIS ACOSTA/AFP PHOTO)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P