Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam tiga edisi terakhir Piala AFF, penjaga gawang utama Indonesia selalu berganti. Apakah pada edisi tahun ini tren tersebut berlanjut?
Penulis: Kukuh Wahyudi
Pada 2010, Markus Horison dan Ferry Rotinsulu tetap dipercaya meneruskan tugas mereka di Piala AFF 2008.
Terlepas dari kisruh dualisme PSSI, di Piala AFF 2012 giliran Wahyu Tri Nugroho dan Endra Prasetya yang mengenakan kostum Garuda di dada.
Di edisi terakhir pada 2014, Kurnia Meiga dan I Made Wirawan menjadi palang pintu terakhir timnas.
Kini menyongsong Piala AFF 2016 di Filipina-Myanmar, 19 November-17 Oktober, peluang untuk terus berganti kiper tetap terbuka.
Selain masih dipanggilnya I Made (Persib), Meiga (Arema), dan Dian Agus Prasetyo (Pusamania Borneo/dipanggil ke Piala AFF 2008) dalam seleksi timnas, ada tiga nama lain yang siap menjalani debutnya di pentas sepak bola ASEAN itu.
Mereka adalah Andritany Ardhiyasa (Persija), Shahar Ginanjar (Mitra Kukar), dan Teja Paku Alam (Sriwijaya).
Andritany sebenarnya dipanggil seleksi untuk Piala AFF 2014. Namun, pemain kelahiran Jakarta, 26 Desember 1991 itu tidak dibawa ke AFF.
“Saya rasa coach Alfred tepat memanggil enam kiper yang ada. Yang senior punya pengalaman dan yang new comer memiliki semangat,” kata Gatot Prasetyo, pelatih kiper timnas.
Eks kiper Persib itu bersyukur melihat nama Shahar dan Teja sudah muncul di seleksi timnas senior. Bagi Gatot, kondisi ini sebagai sinyal bahwa regenerasi penjaga gawang di Indonesia sudah berada dalam trek yang tepat.
“Kiper-kiper lain saya anggap sama saja meskipun mereka lebih berpengalaman di timnas. Tapi, bila ditanya optimistis atau tidak, saya harus selalu berusaha saat dipanggil seleksi,” ujar Shahar.
Terkait kiper yang lebih berpeluang masuk ke skuat akhir, Gatot belum bisa mengatakan.
“Nantinya terserah coach Alfred memilih siapa. Yang jelas dengan persiapan mepet seperti ini, kami perlu kiper yang siap fisik maupun mental,” tuturnya.
Gatot
Seperti halnya Shahar, Teja, dan Andritany yang bisa menjadi pendatang baru di AFF, Gatot pun berstatus sama dengan tiga kiper itu.
Mengawali karier kepelatihan di Pelita Jaya, pelatih kiper berusia 43 tahun itu belum sekali pun masuk dalam tim pelatih di timnas senior, terlebih lagi untuk Piala AFF.
“Saya pernah di Pelita Jaya, timnas U-14 dan U-16, serta Pelita Bandung Raya. Shahar menjadi salah satu anak didik saya saat di Pelita Jaya U-21. Sekarang ada di timnas senior menjadi tantangan buat saya,” kata Gatot.
Bagi Shahar, bertemu dengan eks pelatihnya di Pelita Jaya bukan sebuah keuntungan.
“Saya dilatih coach Gatot sekitar empat tahun. Sekarang hanya sekadar saya paham dia dan dia tahu kemampuan saya. Semoga saya bisa terus menunjukkan kemampuan terbaik saya,” ucapnya.
[video]https://video.kompas.com/e/5082251625001_v1_pjuara[/video]