Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Apakah saya pernah menghadapi kondisi seperti ini sebelumnya? Rasanya tidak. Bagaimana dengan kalian? Tidak juga kan?"
Penulis: Martinus Bangun
Alfred Riedl berkata demikian di hadapan Tabloid BOLA. Tantangan yang tengah dipikul Riedl memang tidak ringan.
Sebagai pelatih kepala tim nasional ke Piala AFF 2016, program persiapan yang ia usung belum berjalan maksimal.
Masalah yang datang pun bertumpuk. Mulai soal hasil undian fase grup yang dinilai kurang menguntungkan, hingga pembatasan maksimal dua pemain dari masing-masing klub ke timnas.
Bagaimana Riedl menyikapi semua persoalan yang mendera? Berikut wawancara khusus BOLA dengan pelatih asal Austria itu di Novotel, Bogor, Sabtu (6/8).
Mengapa Anda mau kembali menerima tanggung jawab sebagai pelatih timnas?
Awalnya, saya ditelepon PSSI. Dari tawaran itu, saya merasa masih dipercaya. Selain itu, saya juga masih cukup paham soal peta kekuatan di Asia Tenggara dan ingin membawa Indonesia meraih gelar yang lebih baik di ajang Piala AFF 2016.
Sebelum Anda resmi ditunjuk sebagai pelatih, ada beberapa kandidat pelatih lokal yang sempat melakukan presentasi di PSSI. Apakah Anda tahu soal itu dan diminta melakukan hal serupa?
Awalnya, saya tidak tahu dan baru tahu justru setelah tiba di Indonesia dan membaca di media. Saya kira, proses itu merupakan hal yang wajar. Sebelum resmi ditunjuk, PSSI juga sempat minta ke saya agar menjabarkan program-program saya.
Bagaimana Anda melihat hasil undian fase grup Piala AFF 2016?
Kalau menurut saya, masuk Grup A atau Grup B rasanya sama saja, sama-sama berat. Hanya, memang persaingan di grup yang ditempati Indonesia akan lebih ketat. Pasalnya, kita bakal bersua juara bertahan (Thailand) dan tuan rumah yang sempat merepotkan dua tahun silam (Piala AFF 2014).
Belakangan, klub-klub sepakat hanya mengirim maksimal dua pemain ke timnas. Bagaimana pendapat Anda tentang dengan kebijakan tersebut? Pernah menemui kebijakan serupa dalam karier kepelatihan Anda sebelumnya?
Apakah saya pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya? Rasanya tidak. Bagaimana dengan Anda? Tidak juga kan? Hanya memang keputusan tersebut ibarat win-win solution dari situasi yang ada saat ini.
Apakah sejauh ini sudah ada klub atau pemain yang menolak panggilan timnas?
Lho, klub kan sudah sepakat hanya akan mengirim maksimal dua pemain ke timnas. Jadi, kalau soal siapa-siapa saja pemain yang akan kami panggil, seharusnya tak boleh ada lagi penolakan. Saya pribadi masih yakin bisa menyusun skuat yang kompetitif meski ada kebijakan maksimal dua pemain dari satu klub. Lihat saja nanti.
Lantas, bagaimana target dan peluang Indonesia di Piala AFF 2016 menurut Anda?
Kalau bicara target, semua tim tentu ingin menjadi juara. Namun, kali ini saya harus lebih realistis, yakni Indonesia lebih layak disebut sebagai tim underdog.
Sudah terbayang strategi apa yang bakal Anda usung di Piala AFF 2016?
Semuanya masih kira-kira dan menunggu perkembangan. Intinya, tim ini harus fokus dulu dari satu laga ke laga berikut. Sebisa mungkin, kita harus meraih poin setiap kali bersua tim yang lebih lemah. Itulah kuncinya.