Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Jose Mourinho, Pep Guardiola, Jurgen Klopp, Antonio Conte, dan Arsene Wenger. Secara total, mereka adalah lima serangkai, di mana salah satunya akan finis di urutan kelima. Itu pun jika klub mereka menempati lima besar. Salah satu dari mereka akan dihujat habis, dan mereka semua nama-nama besar,” ucap Slaven Bilic, pelatih West Ham.
Jika ditambahkan nama Ranieri dan Pochettino, artinya ada potensi besar salah satu dari mereka bertujuh, bahkan bisa saja lebih dari satu, akan gagal meraih tiket ke Eropa. Tentu tak terbayang sebelumnya bahwa Premier League bakal menawarkan aroma kompetisi sesengit ini.
Keberhasilan, atau lebih tepat disebut sebagai keajaiban, Ranieri bersama pasukan Leicester secara tak langsung melecut bos-bos besar klub-klub The Big Six ini untuk menghadirkan perubahan secara radikal. Apalagi dalam empat musim terakhir, klub-klub Premier League menjadi bulan-bulanan klub-klub La Liga dalam pentas regional.
Perombakan di kubu duet Manchester terasa paling mewah. Dengan menunjuk Mourinho, United seakan mengingkari sejarah menyusul segala bentuk penghinaan terhadap pria Portugal itu semasa melatih Chelsea.
Sementara itu, City memberanikan diri untuk mencoba gaya bermain yang sama sekali baru dengan membujuk Pep. Dari jajaran pemain yang diakuisisi, kubu Merah pun luar biasa menggila dengan merekrut paket Eric Bailly Zlatan Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan, dan Paul Pogba, dengan total belanja 185 juta euro.
Kubu Biru di sisi seberang mendatangkan John Stones, Leroy Sane, Gabriel Jesus, Ilkay Gundogan, dan Nolito dengan biaya hampir sama, 182,6 juta euro.
Tak berlebihan rasanya apabila dari aspek materi skuat, kedua wakil Manchester ini layak menjadi dua kuda pacu terdepan di jalur juara. Perebutan mahkota pun akan lebih memanas mengingat Mou dan Pep menyeret rivalitas el clasico yang dibawa sejak berseteru hebat semasa era Barca vs Real Madrid.
Namun, tak seperti City, United tak mentas di panggung Liga Champions, dan Liga Europa jelas bukan target mereka. Karena itu, mereka punya probabilitas lebih besar untuk bertakhta pada akhir musim.
Begitu pula dengan Chelsea yang sama sekali tak bermain di Eropa sehingga bisa menguntit ketat di belakang United dan City.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa