Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Gerry anaknya cerewet. Dia selalu bercerita kepada saya kalau sedang berada di luar negeri untuk balapan. Berbeda dengan kakaknya (Tommy Salim, yang juga seorang pebalap) yang harus ditanya lebih dulu soal balapan yang diikutinya," kata Hamna.
"Saat lebaran kemarin, Gerry sedang berada di Jepang dan saya pulang ke Ujung Pandang. Saat itu, Gerry menceritakan semua pengalamannya selama di Jepang sehingga membuat saya lega setelah mengetahui kondisinya," tutur Hamna.
Hamna mengaku mendukung penuh karier putra bungsunya itu, meskipun banyak risiko yang harus dihadapi.
"Dulu Gerry tangannya pernah retak dan saya khawatir dengan kondisinya. Namun, Gerry bersikeras untuk melanjutkan karier di dunia balapan. Saat masih SMK saya pernah mengajukan pilihan antara mengikuti ujian dan balapan. Akhirnya, Gerry memilih balapan," ucap Hamna.
Melihat kegigihannya, Hamna akhirnya menyetujui pilihan putranya. Oleh karena itu, Gerry harus berkorban tidak masuk kuliah dulu karena menghadapi jadwal balapan yang cukup padat.
Dunia balap bukan hal asing bagi pria kelahiran 1998 itu.
"Sejak bayi, dia sudah akrab dengan suara mesin karena di depan rumah kami membuka bengkel khusus motor balap. Papanya dulu seorang pebalap yang sekarang menjadi mekanik. Saya juga punya tim balapan, Hoce Motor. Jadi, tak heran passion Gerry ada di dunia balap," tutur Hamna.
Video kiriman Asia Road Racing Championship (@asiaroadracing) pada
Dengan pencapaian yang telah diraih Gerry, Hamna mengaku senang. Dia berharap anaknya bisa menapak ke jenjang balapan yang lebih tinggi.
"Saya sudah senang dia seperti sekarang. Semoga ke depan dia bisa menjadi pebalap MotoGP," ujar Hamna.
Gerry selanjutnya akan mempersiapkan diri pada balapan ARRC berikutnya yang tinggal menyisakan dua seri. Seri kelima akan berlangsung di Sirkuit Buddh, New Delhi, India pada 29 September-2 Oktober.
Sementara itu, seri pamungkas akan digelar pada 1-4 Desember di Sirkuit Chang, Buriram, Thailand.