Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Singkirkan Sentimentil, Ini Tiga Alasan Nonteknis Mourinho Tepat Mengabaikan Schweinsteiger

By Theresia Simanjuntak - Jumat, 5 Agustus 2016 | 22:35 WIB
Gelandang Manchester United, Bastian Schweinsteiger, tertunduk lesu usai laga Liga Champion kontra PSV Eindhoven pada 15 September 2015 di Eindhoven. (DEAN MOUHTAROPOULOS/GETTY IMAGES)

Manajer Manchester United, Jose Mourinho, menuai kritik lantaran mengabaikan dan meminta Bastian Schweinsteiger hengkang. Terlepas dari perlakuan yang kontroversial, Mourinho tepat menilai Basti tak layak masuk dalam rencananya untuk musim 2016-2017.

Sejak kembali dari liburan musim panas pada Kamis (25/7/2016), Schweinsteiger diusir Mourinho dari tim utama United dan dipaksa untuk latihan bersama skuat U-23 Iblis Merah.

Menurut rumor yang berkembang di Inggris, Mou telah menyuruh mantan gelandang tim nasional Jerman itu untuk mencari klub baru karena Basti bukan pemain yang Mou inginkan untuk mengarungi musim baru ini.

Apa yang Mou putuskan kepada Basti telah membuat manajer asal Portugal itu menjadi orang paling dibenci di Jerman. Bagi negara tersebut, Basti seorang legenda.

Orang-orang yang terkait dengan klub yang membesarkan nama Schweinsteiger, Bayern Muenchen, melancarkan protes kepada Mourinho.

"Apa yang terjadi pada Schweinsteiger belum pernah dan tidak akan pernah terjadi di Muenchen," kata petinggi Muenchen, Karl-Heinz Rummenigge, seperti dilansir Deutsche Welle.

"Sikap Mourinho menunjukkan kurangnya sikap hormat kepada seorang pemain terhormat. Menurut saya, metode tersebut aneh," ujar eks pelatih Muenchen, Ottmar Hitzfeld.

Baca Juga:

Kritik tak hanya datang dari Muenchen, tapi juga dari anggota persatuan pesepak bola profesional (FIFPro) asal Slovenia, Dejan Sefanovic.

"Jika hal itu terjadi di Slovenia, kami akan mendakwa Mourinho dan meminta hukuman terberat, tiga tahun di penjara," kata Sefanovic.

Sementara itu, para fans United terbelah. Ada yang menilai Basti lebih layak dipertahankan ketimbang gelandang lain macam Marouane Fellaini.

Namun, jika para suporter menyingkirkan sisi sentimentil dan mempertimbangkan tiga hal nonteknis berikut, sesungguhnya Basti tepat tidak masuk rencana Mourinho.

1. Sepele Tangani Cedera

Sepanjang 2015-2016, Basti didera empat cedera. Dua cedera terakhirnya memaksa pemain berumur 32 tahun itu absen dengan total empat bulan. Perinciannya, 56 hari (11 Januari-7 Maret) dan 67 hari (24 Maret-akhir musim).

Kendati cedera, Basti justru lebih banyak keluar negeri ketimbang berada di Manchester untuk pemulihan bersama tim medis. Alasannya, untuk mendukung langsung kekasihnya yang kini telah menjadi istri, Ana Ivanovic.

Selama absen membela United, Basti terlihat berada di Dubai, Miami, Stuttgart, dan Roma, kota-kota di mana Ivanovic mengikuti turnamen tenis. Bahkan, Basti kedapatan menggunakan penyangga lutut saat menyaksikan aksi sang petenis Serbia di Miami Open pada akhir Maret.

Dari hal ini, tampak Basti sepele menangani cedera yang ia derita. Andai dia benar-benar serius, Basti seharusnya mengikuti jejak Luke Shaw yang bekerja keras untuk pulih setelah mengalami patah kaki pada September 2015.

Buahnya sudah terlihat. Sementara Basti diabaikan, Shaw diandalkan Mourinho pada pramusim 2016.

2. Fokus Negara

Basti membuktikan dirinya lebih fokus untuk Jerman ketimbang United. Belum sepenuhnya sembuh dari cedera lutut, dia malah memperkuat Die Mannschaft pada Euro 2016.

Bisa dimaklumi, Euro adalah ajang yang sulit diabaikan. Setiap pesepak bola pasti mau bertanding di turnamen akbar.

Hanya, Basti mengabaikan fakta bahwa yang menggaji dan membiayai dirinya selama pemulihan cedera ialah United. Klub juga yang harus mengurusi pemulihan fisik dirinya usai membela negara.

Apa yang Basti lakukan ini mengingatkan pada eks bek United, Gabriel Heinze, pada 2005-2006. Mengalami cedera parah pada September 2005, Heinze menjalani rehabilitasi selama berbulan-bulan. Belum pulih benar, ia justru bergabung dengan skuat Argentina untuk Piala Dunia 2006.

Manajer United kala itu, Sir Alex Ferguson, berang. Meski begitu, ia masih menggunakan jasa Heinze sebelum menjualnya pada 2007.

Bagaimanapun, klub tidak punya kuasa untuk melarang negara memanggil pemainnya. Tapi, seorang pesepak bola bisa menolak panggilan timnas.

3. Kebanyakan Liburan

Klub sepak bola memang memberikan jatah libur lebih panjang kepada pemain yang berpartisipasi pada turnamen akbar, apalagi jika tim nasional yang pemain itu bela melangkah lebih jauh. United juga demikian.

United mengizinkan pemain-pemain yang negaranya mencapai paling tidak perempat final Euro untuk berlibur lebih lama. Basti mendapatkannya karena Jerman adalah semifinalis.

Masalahnya, Basti terlalu lama libur. Dia kembali ke markas latihan di Carrington lebih lama dari Anthony Martial dan Morgan Schneiderlin, dua awak timnas Prancis yang merupakan finalis Euro 2016.

Kabarnya, Martial dan Schneiderlin rela memangkas liburan agar bisa segera berlatih dengan bos baru, yakni Mourinho. Sikap tersebut diapresiasi Mou.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P