Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tiga pelatih lengser dalam rentang waktu 24 jam.
Subangkit juga gagal memberi kemenangan dalam tujuh laga terakhir buat publik Kutai Kartanegara (tiga kalah dan empat seri).
Puncaknya, saat manajemen ingin meraih kemenangan untuk dipersembahkan kepada sang pendiri klub, almarhum H. Syaukani H.R., yang baru saja tutup usia, ternyata Mitra Kukar malah ditahan imbang PSM 2-2.
“Masalah Mitra Kukar sangat kompleks. Dalam hal teknis, tujuh pertandingan terakhir luar biasa keras. Terutama empat pekan terakhir ketika jadwal pertandingan sangat padat. Pelatih harus menyiapkan tim dan strategi jitu. Sementara energi pemain digenjot habis-habisan demi mengejar target yang diberikan manajemen,” kata Subangkit.
Jafri Sastra merupakan nama lain yang meninggalkan kursi pelatih. Kegagalannya memenuhi ekspektasi publik Papua menjadi alasan. Mutiara Hitam meraih dua kemenangan, dua seri, dan tiga kalah dalam tujuh laga.
Baca Juga:
Namun, Benhur Tommy Mano, Ketua Umum Persipura, mengatakan tidak ada pemecatan terhadap Jafri.
“Kami sepakat tidak melanjutkan kerja sama. Kami menghormati dan mengapresiasi kinerja Jafri, ada kisah sedih dan ada kemenangan luar biasa. Saya mengucapkan terima kasih buat Jafri,” ujarnya.
Lain hal dengan Camargo dan Subangkit, kepergian Jafri justru disambut Mitra Kukar, yang baru ditinggal arsiteknya.
Pelatih berusia 51 tahun itu dihubungi manajemen Naga Mekes beberapa jam setelah berita pengunduran dirinya.
Ia pun gagal mewujudkan rencana pulang ke Padang dan berbelok ke Tenggarong.
“Dengan suasana kekeluargaan, saya mau meninggalkan kursi pelatih Persipura karena sayang dengan tim ini. Persipura adalah tim besar. Ternyata di tangan saya belum mampu menunjukkan kebesarannya itu. Saya berharap Persipura kembali bangkit dan besar. Mungkin nasib saya yang belum ditakdirkan jadi penganggur. Saya terima tawaran Mitra Kukar,” kata Jafri.
Camargo dan Subangkit punya cerita gagal mendongkrak tim. Jafri bersama Persipura mulai menunjukkan kemerosotan. Apa pun kisahnya, kursi panas pelatih menjadi bumbu TSC 2016.