Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dalam permainan poker, kita mengenal istilah 'all-in', di mana sang pemain mempertaruhkan semua asetnya dalam sebuah ronde permainan.
Penulis: Edward Satria
Praktik all-in poker ini tampaknya diadaptasi oleh raksasa asal Italia yaitu Juventus dalam jendela transfer musim ini.
Mereka melakukannya melalui beberapa akuisisi terbarunya yaitu Miralem Pjanic, Dani Alves, Mehdi Benatia, dan nama besar yang menjadi buah bibir selama seminggu terakhir ke belakang yaitu Gonzalo Higuain.
Setelah berhasil membukukan sejarah dengan meraih scudetto selama lima musim beruntun, Presiden Andrea Agnelli harus menggigit jari karena prestasi timnya di Liga Champions masih belum sebanding dengan prestasi di liga lokal.
Dalam 4 musim ke belakang, prestasi tertinggi yang mampu diraih Bianconeri adalah melaju ke final di tahun 2015 sebelum dipaksa bertekuk lutut oleh Lionel Messi dan Barcelona.
Musim lalu, mereka dikecewakan oleh gol injury time Thomas Muller. Juve kembali harus mengakui kekalahan melawan raksasa Jerman, Bayern Muenchen.
Baca Juga:
Akuisisi dua pemain terbaik dari dua pesaing terdekatnya (Pjanic dari AS Roma dan Higuain dari Napoli) otomatis membuat skuat Juventus semakin menunjukkan hegemoninya di Serie A.
Di satu pihak, Juventus bertambah kuat dan kedua pesaing terdekatnya tersebut melemah secara signifikan.
Dengan ini, Juventus akan lebih leluasa untuk fokus bersaing dengan tim-tim besar Eropa, seperti Barcelona, Real Madrid dan Bayern Muenchen di Liga Champions.
Alih-alih menghabiskan bujet belanjanya untuk pemain muda bertalenta, Juventus membeli beberapa nama pemain yang sudah matang dan siap bersaing di level-level pertandingan tinggi.
Dani Alves yang memiliki asam garam bermain di partai final Liga Champions bersama Barcelona didatangkan secara gratis dari tim Catalunya tersebut.
Medhi Benatia, pemain yang sukses mengangkat Roma kembali ditakuti di Serie A dan juga menjadi pilar Bayern Muenchen, berhasil diakuisisi.
Selanjutnya ada dua nama yang disebutkan sebelum itu, yaitu Pjanic dan Higuain, yang memberikan andil besar bagi AS Roma dan Napoli di musim lalu.
Higuain khususnya berhasil mencetak rekor baru bagi Serie A dengan mencetak 36 gol dari 35 pertandingan yang dia lakoni.
Tentu bukan harapan Juve untuk menjual Higuain dengan harga yang lebih tinggi 2-3 musim ke depan mengingat banderolnya yang 90 juta euro dan usia sang pemain di angka 28 thaun.
Skuat yang dibentuk oleh Juventus adalah skuat siap saji untuk menghadapi musim ini secara maksimal.
Faktor utama yang melatar belakangi hal mungkin adalah karena adanya batasan faktor usia dari tembok belakang Juventus selama lima musim ke belakang.
Mereka adalah sang kapten Gianluigi Buffon, Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Terlepas dari Bonucci, ketiga pemain lainnya tidaklah muda lagi.
Buffon dan Barzagli masing-masing memiliki usia 38 tahun dan 35 tahun.
Apabila Juventus tidak bertaruh untuk musim ini, performa kedua pemain itu tentu akan menurun musim depan, mengingat keduanya sudah berada pada senja karier mereka.