Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Klub Pelita Bandung Raya (kini Madura United) sempat menjadi pusat perhatian publik sepak bola Indonesia lewat keberadaan fisioterapis cantiknya, Adinda Pricilla.
Penulis: Ferry Tri Adi
Wanita yang akrab disapa Cia itu seakan menjawab “tantangan” dari Eva Carneiro, fisioterapis rupawan yang pernah bekerja di Chelsea.
Carneiro juga menghebohkan Tanah Air ketika Chelsea melawat ke sini. Cia bergabung dengan PBR sejak Agustus 2015.
Sebuah pilihan yang tidak umum masuk ke dunia sepak bola laki-laki bagi seorang fisioterapis wanita.
Namun, gadis kelahiran 12 Maret 1991 itu tak menganggap dunia yang identik dengan kaum Adam itu sebagai sebuah masalah.
Anak kedua dari dua bersaudara itu pun sudah merasa nyaman di dunia sepak bola.
Jebolan D3 Akademi Fisioterapi Universitas Kristen Indonesia angkatan 2009 tersebut tak merasa canggung berada di tengah pesepak bola laki-laki karena saling bekerja secara profesional.
“Sejak awal juga tidak khawatir. Saya observasi dulu bagaimana di dunia sepak bola. Saya sudah disumpah profesional. Kalau tidak ke sepak bola, toh saya bakal dapat pasien cowok juga,” tutur Cia ketika ditemui BOLA di klinik fisioterapinya, HALO Fisio, di Panglima Polim, Jakarta.
Baca Juga:
Kenyamanan yang dirasakan Cia juga didukung atmosfer bersahabat dari penggawa PBR.
“Saya sebagai wanita dalam sepak bola laki-laki justru merasa dihargai. Dari pemain, pelatih, dan bahkan keluarga pemain tidak ada yang memandang sebelah mata profesi saya,” ujar wanita kelahiran Jakarta tersebut.
"Semuanya bekerja profesional saja. Saya juga sudah dekat dengan mereka," lanjutnya.
Cia juga merasa tertantang bergelut di sepak bola, apalagi jika berkaitan dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya.
“Fisioterapi adalah ilmu yang menitikberatkan memperbaiki gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang terganggu. Waktu saya kuliah dulu, jurusan fisioterapi punya kekhususan, misalnya anak dan olahraga," kata perempuan berdarah Manado-Sunda-Palembang itu.
"Namun, saya merasa tertantang untuk masuk ke dunia olahraga. Tantangannya lebih besar di sepak bola, yaitu bagaimana caranya bisa bikin pemain cepat bertanding lagi," lanjutnya.
Saat ini Cia ingin fokus kepada klinik fisioterapi miliknya dan belum ingin kembali masuk ke sepak bola.
“Ada banyak tawaran dari klub, tapi belum cocok. Saya belum bisa meninggalkan klinik karena baru berdiri. Kalaupun menerima tawaran dari klub, sepertinya yang di Jakarta saja,” kata Cia.