Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Will Grigg Jadi Legenda di Prancis

By Minggu, 3 Juli 2016 | 13:14 WIB
Selebrasi Will Grigg setelah mencetak gol dalam pertandingan persahabatan antara Irlandia Utara dan Belarusia di WIndsor Park 27 Mei 2016. (PAUL FAITH/AFP PHOTO)

Nama Will Grigg tiba-tiba menjadi salah satu yang paling sering disuarakan di Piala Eropa 2016. Tapi, si empunya nama malah tidak senang dengan kondisi tersebut.

Penulis : Dwi Widijatmiko

Cerita Grigg sebenarnya sudah dimulai pada musim 2015-2016. Dia merupakan striker Irlandia Utara yang bermain di klub League One, Wigan Athletic.

Griggs hanya dibeli 1 juta pound dari Milton Keynes Dons. Namun, dia menjadi pahlawan terdepan The Latics menjuarai League One dan promosi ke Championship dengan mencetak 25 gol. Grigg sendiri muncul sebagai top scorer liga.

Pada Mei lalu, seorang suporter Wigan, Sean Kennedy, mengunggah video dirinya menyanyikan lagu yang didedikasikan untuk ketajaman Grigg bersama The Tics.

Kennedy mengubah lirik lagu Freed from Desire milik penyanyi Italia, Gala, menjadi Will Grigg's on fire, your defence is terrified. Sejak diunggah, lagu itu menjadi sangat populer dan sensasi di Irlandia Utara.

Suporter menjadikan lagu itu chant sepak bola dan membawanya ke Piala Eropa 2016. Tidak diduga pula, chant "Will Grigg's on fire" itu menjadi sangat terkenal di Prancis.

Pendukung Irlandia Utara selalu menyanyikannya di semua stadion dan tempat-tempat publik di mana Green and White Army bermain. Sejumlah suporter negara lain ikut memakai chant itu dengan versi mereka sendiri.

Tidak Bermain

Namun, Grigg sama sekali tidak menyukai kondisi namanya mendadak terkenal lewat Piala Eropa 2016. Pasalnya, dia sama sekali tidak mendapatkan menit bermain membela Irlandia Utara.

Grigg memang bukan pemain utama Green dan White Army. Sejak melakukan debut di tim senior pada September 2010, pemain berusia 24 tahun itu baru mengoleksi delapan cap. Dia juga hanya masuk skuat Piala Eropa 2016 karena ledakan penampilan semusimnya bersama Wigan.

Grigg duduk manis di bangku cadangan dalam tiga pertandingan fase grup melawan Jerman, Ukraina, dan Polandia. Pada kesempatan terakhir, Sabtu (25/6/2016) di Paris, ketika tim melawan Wales di babak 16 besar pun Grigg tidak juga diturunkan oleh pelatih Irlandia Utara, Michael O'Neill.

"Saya tidak memilih tim berdasarkan nyanyian suporter di tengah pertandingan. Dia striker pilihan keempat kami," kilah O'Neill seperti dirilis Mirror.

"Lagu itu memang sebuah hal yang unik. Namun, datang ke turnamen seperti ini dan tidak bermain, bagi seorang pemain profesional sangat mengecewakan," ujar Grigg di Dailymail.

"Will adalah seorang pemain yang bagus. Dia seharusnya dikenal juga karena kemampuan sepak bolanya, bukan cuma lantaran sebuah lagu," ucap penyerang utama Irlandia Utara, Kyle Lafferty.

Grigg kecewa, tetapi setidaknya dia jadi legenda di Piala Eropa 2016. Mendadak terkenal walaupun bukan lewat cara yang natural.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P