Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persegres, Tim Pembunuh Raksasa

By Jumat, 1 Juli 2016 | 16:32 WIB
Aksi fans setia Persegres, Ultras, di Stadion Tri Darma, saat klub idolanya menjamu Perseru pada Sabtu (7/5/2016) malam. (SUCI RAHAYU/BOLA/JUARA.NET)

Nama Persegres Gresik United (PGU) tak bisa dilepaskan dari Petrokimia Putra Gresik (Galatama) dan Persegres (Perserikatan). Publik sepak bola Gresik kala dua liga itu digelar lebih condong ke Persegres yang bermain di Divisi Utama dibanding Petrokimia yang berlabel semiprofesional.

Penulis: Ferry Tri Adi/Sahlul Fahmi

Sebagian pemain Petrokimia angkatan pertama (1988/99) juga merupakan “alumni” Persegres.

Singkat cerita, memasuki era Liga Indonesia (LI), dukungan publik terhadap klub sepak bola yang ada di Gresik terbelah. Petrokimia dan Persegres sama-sama tampil di LI.

Musim perdana LI, Petrokimia langsung menarik perhatian dengan menjadi runner-up liga setelah dikalahkan Persib di final, sementara Persegres tercecer di peringkat ke-14 Wilayah Timur.

Musim berikutnya, 1995-1996, Persegres terdegradasi dari LI, sementara Petrokimia bertahan di papan tengah klasemen.

Sejak Persegres mengalami relegasi itu, mereka tak pernah sampai kompetisi kasta teratas di Tanah Air hingga Liga Super Indonesia 2011/12.

Nama mereka pun seakan hilang ditelan bumi dari benak publik Gresik.

Ultras Gresik, yang saat ini fanatik mendukung PGU, pun sempat satu suara mendukung Petrokimia sejak pendiriannya pada akhir 1999.

Mereka juga menjadi saksi bagaimana Petrokimia menjadi juara LI 2002 setelah di final menaklukkan Persita Tangerang 2-1.