Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Cobaan berat menimpa masyarakat sepak bola Gresik setelah musim juara itu. Performa Petrokimia bisa dibilang buruk. Pada LI 2003, mereka terdegradasi. Ultras Gresik sempat dibuat semringah sesaat setelah pada LI 2004 Petrokimia kembali promosi.
Euforia tersebut hanya sesaat. Petrokimia kembali terdegradasi setelah hanya menghuni peringkat ke-14 Wilayah Timur pada LI 2005.
Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, Petrokimia juga dilanda masalah finansial.
Publik si kulit bulat Gresik dan Ultras Gresik memutar otak agar sepak bola di salah satu kabupaten di Jawa Timur itu tetap hidup. Beragam jalan sudah ditempuh yang akhirnya melahirkan Gresik United sebagai pengganti Petrokimia Putra dan Persegres.
Poin dari Raksasa
Kiprah PGU sendiri boleh dibilang tak mentereng, tapi kerap menjadi batu sandungan tim-tim besar.
Di LSI misalnya, mereka bisa menaklukkan tim sekelas Arema (2-0), Persib (2-0), Persipura (2-1) dan Persija (2-0) di kandang pada musim perdananya berlaga di kompetisi kasta tertinggi (peringkat 15 musim 2011/12).
Di TSC 2016, memang terlalu berlebihan menyebut PGU sebagai tim pembunuh raksasa. Namun, poin penuh Agus Indra dkk. banyak diraih dari tim raksasa.
Sebelum tumbang di 3-5 di Balikpapan pada medio pekan ini, Ultras Gresik bergairah setelah melihat tim kesayangannya menang atas Persib 2-1 di kandang.
Seiring meningkatnya performa PGU, Stadion Tri Dharma mulai terisi penuh. Padahal, sebelumnya kandang Persegres hanya berisi sekitar seperempat saja.