Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga Arema kontra Persipura selalu berlangsung sengit. Sebelum pertandingan pada pekan kedelapan TSC 2016 nanti di Stadion Kanjuruhan, Minggu (26/6/2016), kedua tim punya kisah menarik soal rivalitasnya.
Penulis: Ferry Tri Adi/Ovan Setiawan/Suci Rahayu
Rivalitas yang dimaksud tak lain kejar-mengejar poin dalam rangka memperebutkan tahta Liga Super Indonesia (LSI). Atmosfer panas laga kedua tim dimulai setahun setelah era perdana LSI, tepatnya pada musim 2009/10.
Persipura dan Arema sudah menyelesaikan 10 pekan sebelum pertemuan perdana mereka pada musim itu.
Singo Edan mengoleksi 20 poin, sementara Mutiara Hitam meraih 19 poin. Laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan pada 9 Desember 2009 itu dimenangi Arema denga skor 2-1.
Boaz Solossa cs. membalas pada pertemuan kedua di kandang mereka dengan skor telak 4-1. Namun, kemenangan itu seakan tak berarti karena Arema telanjur melaju kencang sejak mengalah kan Persipura dalam bentrok pertama.
Alhasil, Arema keluar sebagai juara LSI 2009/10 dengan koleksi 73 poin, sementara Mutiara Hitam mengekor di bawahnya dengan raihan 67 angka.
Sikut-menyikut di jalur juara masih berlanjut pada edisi selanjutnya, LSI 2010/11.
Arema kembali berhasil mengalahkan Persipura di kandang. Skor tipis 1-0 cukup membuat Mutiara Hitam penasaran karena belum sanggup menaklukkan Stadion Kanjuruhan.
Lebih parah lagi, kekalahan dari Singo Edan itu merupakan luka pertama Persipura pada musim itu.