Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pebulu tangkis tunggal putri nasional, Hanna Ramadini, tetap menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan di tengah jadwal latihan yang padat.
Memasuki hari ke-15 bulan Ramadan 1437 H ini, Hanna tercatat baru tiga kali batal puasa.
Menjalankan puasa memang sebuah tantangan besar bagi atlet muslim, apalagi di cabang bulu tangkis yang memiliki jadwal latihan dan pertandingan yang sangat padat.
Namun, Hanna yang merupakan pemain dari klub Mutiara Cardinal Bandung ini mengaku punya kiat khusus dalam menjaga kondisi tubuhnya selama berpuasa.
"Yang paling utama itu adalah niat, kalau niatnya kuat Insya Allah bisa. Setelah latihan pagi, saya tidak banyak beraktivitas, kecuali mandi dan shalat. Habis itu langsung tidur, jadi latihan sorenya masih kuat," ujar Hanna yang ditemui di Pelatnas Cipayung.
"Kalau sahur, saya bangun pukul 04.00 WIB, shalat subuh, dan langsung tidur lagi karena saya harus latihan sangat pagi," ujar Hanna.
Hanna biasanya makan lima buah kurma saat sahur dan lima butir lagi saat berbuka puasa. Selain itu, dia juga minum sari kurma serta suplemen yang sudah disiapkan ahli gizi PBSI, dr Laila yang berisi vitamin dan isotonik.
Para pelatih pelatnas mengizinkan anak didiknya untuk berpuasa selagi mereka memang mampu. Tidak ada perlakuan khusus bagi mereka yang tengah berpuasa.
Alasannya, beberapa atlet tengah memasuki program persiapan menuju turnamen seperti Olimpiade Rio pada Agustus mendatang.
Hanna saat ini sedang mempersiapkan diri menjelang turnamen Taiwan Terbuka yang akan berlangsung pada akhir Juni.
"Kata mas Bambang (Supriyanto, pelatih kepala tunggal putri PP PBSI), boleh saja berpuasa asalkan kami kuat. Saya juga melihat kondisi dan intensitas program latihan. Kalau ssudah tidak kuat, terpaksa saya membatalkan puasa," ucap Hanna.
"Saya pernah batal karena waktu itu kepala saya pusing, badan lemas dan panas. Selama puasa, berat badan saya turun 3 kg,"ujar Hanna.
Hanna juga mengaku rindu akan suasana bulan Ramadan di tengah keluarga. Hanna sudah dua tahun terakhir tidak pernah merasakan bulan Ramadan bersama keluarga.
"Semoga tahun ini bisa puasa bersama keluarga. Kebetulan turnamen Taiwan Terbuka berakhir beberapa hari sebelum lebaran, jadi masih sempat puasa di rumah,” tutur pemain kelahiran Tasikmalaya, 21 Februari 1995 ini.
Menurut Hanna, suasana bulan Ramadan lebih terasa jika dilakukan bersama keluarga. Sebelum waktu berbuka tiba, Hanna biasanya berkumpul bersama anggota keluarganya dan kemudian berbuka puasa bersama.