Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kutukan Pelatih Asing Persib

By Sabtu, 18 Juni 2016 | 15:40 WIB
Manajer Persib, Umuh Muchtar memberikan keterangan alasan Dejan Antonic mundur dari kursi pelatih Maung Bandung di Bandara Husein Satranegara, Kota Bandung, Minggu (12/6/2016). (FIFI NOFITA/JUARA.net)

Dejan Antonic menambah catatan buruknya sepak terjang pelatih asing Persib Bandung. Pelatih berlisensi UEFA Pro itu mengundurkan diri sebelum membuktikan kualitasnya.

Penulis: Persiana Galih/Budi Kresnadi

Pria asal Serbia ini menjadi korban keenam Maung Bandung di era Liga Indonesia.

Sebelumnya, lima pelatih asing yang pernah menangani Persib, yakni Marek Andrejz Sledzianowski (2003), Arcan Iurie (2007), Daniel Darko Jankovic (2010), Jovo Cuckovic (2010), dan Drago Mamic (2012), merasakan hal yang sama: dipaksa mundur.

Yang paling mulus adalah perjalanan Juan Antonio Paez (2004). Meski tidak memberikan titel juara, kala itu Paez berhasil menyelamatkan Maung Bandung dari jurang degradasi.


Di masa kepelatihan Juan Antonio Paez, Persib sempat membaik, namun dipenghujung kompetisi nyaris terdegradasi (DOK.BOLA)

Apa yang dirasakan Dejan mirip dengan Marek. Pelatih asal Polandia ini dipaksa mundur bobotoh di enam pertandingan pertamanya.

Dejan mengundurkan diri dari Persib setelah kalah 1-4 dari Bhayangkara Surabaya United, Sabtu (11/6).

Dalam enam pertandingan awal Maung Bandung di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Persib baru meraih satu kali kemenangan.

Manajer Persib, Umuh Muchtar, mengaku tak mau terburu-buru mencari pengganti Dejan. Sementara ini tanggung jawab pelatih diemban asisten pelatih Herrie Setiawan dan Asep Somantri.

"Biarkan asisten melanjutkan tugas Dejan," ujar Umuh.

Entah kutukan apa yang menempel di tubuh Maung Bandung sejak didirikan pada 1933. Perjalanan pelatih asing yang dikontrak untuk meningkatkan performa tim tak pernah mulus sesuai harapan.

Dua gelar juara Liga Indonesia justru diterima Persib saat ditukangi pelatih asal Jawa Barat. Dalam gelaran Liga Indonesia perdana, yakni pada 1994/95, Persib meraih kemenangan setelah ditukangi legendanya asal Bandung, "Abah" Indra M. Thohir.

Persib baru kembali menjuarai Liga Super Indonesia 2014 saat ditangani legenda hidupnya asal Majalengka, Djadjang Nurdjaman.

Djanur, sapaan akrabnya, menambah prestasi Persib dengan gelar juara Piala Presiden 2015. Krisis pelatih membuat manajemen dan skuat Persib merindukan sosok Djanur.

"Tapi nama-nama calon pengganti Dejan masih akan dikaji oleh internal manajemen," tutur Umuh.

Zulham Zamrun, gelandang Persib, menilai Djanur sebagai ayah bagi setiap pemain.

"Dia pelatih yang tepat untuk Persib karena dekat dengan pemain dan biasa diajak tukar pikiran," katanya.

Namun, Djanur mengaku belum menerima tawaran untuk kembali menangani Maung Bandung.


Mantan pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman menyerahkan jersey Inter Milan miliknya agar dilelang untuk membantu Ridho Maulidin Sukarna.(FIFI NOFITA/JUARA.NET)

"Sampai saat ini saya masih menerima hak setiap bulan seperti yang biasa saya terima ketika masih jadi pelatih," ujar pelatih asal Majalengka ini.

Kontrak Djanur dengan Persib memang belum berakhir.

Tahun lalu, saat kompetisi dihentikan, Djanur dikirim manajemen untuk menimba ilmu kepelatihan di Inter Milan, Italia.

Rencananya, Djanur akan segera diberangkatkan manajemen Persib ke klub Liga Amerika, DC United.

"Ibarat prajurit, demi Persib saya siap ditempatkan di mana saja tergantung manajemen. Disuruh ke Italia siap, ke Amerika oke, dan jadi pelatih Persib pun siap," tutur Djanur.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P