Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menpora Angkat Bicara soal Rencana Operasi Bellaetrix Manuputty

By Delia Mustikasari - Senin, 13 Juni 2016 | 05:50 WIB
Tunggal putri Indonesia, Bellaetrix Manuputty, ketika tampil di Taiwan Grand Prix, 14 Oktober 2015 (BADMINTON INDONESIA)

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menanggapi informasi di sejumlah sosial media tentang rencana operasi pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Bellaetrix Manuputty.

Bella sudah lama absen dari persaingan bulu tangkis dunia setelah cedera lututnya kambuh pada turnamen level Grand Prix Taiwan Terbuka, Oktober 2015.

Cedera tersebut bermula saat Bella tampil pada Piala Sudirman, Mei 2015 dan sempat membuat dia absen mengikuti turnamen selama empat bulan.

"Pada 12 Juni telah muncul informasi di sejumlah media sosial tentang nasib Bella yang diberitakan akan menjalani operasi di RSPAD Gatot Subroto pada 13 Juni pagi," kata Imam dalam siaran persnya, Senin (13/6/2016).

Bella rencananya akan ditangani dokter spesialis ortopedi, Bobby Nelwan.

Begitu mengetahui adanya informasi tersebut, Menpora langsung memerintahkan jajaran Kemenpora untuk langsung mengadakan koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) Basuki Supartono, Sp.OT. FICS.MARS.

"Tujuannya agar penanganan operasi  dapat dipindahkan segera ke RSON yang berada di Cibubur. Bagaimana pun dia pernah meraih sejumlah prestasi internasional di berbagai kejuaraan bulu tangkis," ucap Imam.

"Dia juga masih berpotensi di masa depan, meskipun beberapa bulan terakhir masih berkutat dengan cedera lutut yang membuat dia tidak bisa berlatih di pelatnas PBSI," tutur Imam.

Sementara itu Deputi IV Kemenpora Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Gatot S Dewabroto, berharap agar cedera yang dialami Bella dapat segera diatasi sehingga dia bisa kembali berlaga di sejumlah event bulu tangkis internasional.

"Kemenpora baru hari ini mengeluarkan pernyataan karena selama ini tidak memperoleh up date tentang kondisi cedera Bella, baik dari PBSI maupun keluarganya," kata Gatot.

"Setelah mendapat informasi ini, Menpora langsung cepat memerintahkan jajarannya untuk bersikap responsif karena RSON kini semakin siap untuk merawat atlet yang mengalami cedera," ucap Gatot.

RSON sudah didukung dengan keberadaan jumlah peralatan yang semakin lengkap. Antara lain empat alat fisioterapi, alat pemeriksaan kepadatan tulang, dan komposisi lemak tubuh.

Selain itu, ada "CPET" atau alat memeriksa VO2 max dan spirometri, alat untuk memeriksa telapak kaki serta alat pemeriksaan dengan fluroscopy saat operasi.

Baca Juga:

"Direktur RSON menyarankan agar Bella untuk tetap dioperasi di RSPAD karena sudah digendakan sebelumnya. Namun, pihak RSON akan tetap memonitor pelaksanaan operasi dan bahkan akan bertanggung-jawab langsung untuk penanganan pasca-operasi," tutur Gatot.

Kemenpora juga sudah melakukan komunikasi langsung dengan PBSI dan Ibunda Bella untuk menghindari informasi yang tidak berimbang.

Saat ini, RSON Kemenpora di Cibubur tidak hanya untuk menangani cedera atlet, tetapi juga untuk masyarakat umum yang kini jumlahnya makin meningkat. 

Menpora berharap Satlak Prima juga bisa memaksimalkan RSON untuk memeriksa kondisi atlet Indonesia yang dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan internasional.

Menurutnya, keterlibatan dokter dan psikolog sangat membantu meningkatkan prestasi olahraga.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P