Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Haiti Bisa Jadi Liliput dan Raksasa bagi Brasil

By Beri Bagja - Selasa, 7 Juni 2016 | 21:30 WIB
Para pemain Haiti berpose sebelum melakoni laga kontra Peru pada ajang Copa America di Seattle, Amerika Serikat, 4 Juni 2016. (JASON REDMOND/AFP)

Dilihat dari segi mana pun, Haiti bak liliput di hadapan Brasil. Akan tetapi, kontestan asal Kepulauan Karibia itu bisa menjelma jadi raksasa seketika saat kedua tim bertemu di Orlando, Kamis pagi WIB (9/6/2016).

Kalau daftar peringkat FIFA terakhir dijadikan patokan, Brasil dan Haiti terpaut 67 anak tangga! Brasil menghuni posisi ke-7, sedangkan Haiti ke-74.

Sudah jelas bahwa Brasil juga superior atas Haiti dalam segi sejarah. Pasukan Selecao punya 5 gelar Piala Dunia, sedangkan Haiti baru tampil sekali pada ajang tersebut, yakni pada 1974.

Beralih ke kancah Copa America, Brasil memiliki 8 trofi. Adapun Haiti baru mencicipi ajang ini pada Copa America Centenario 2016.

Baca Juga:

Segala latar belakang tersebut membuat Brasil sangat diunggulkan atas Haiti dalam duel nanti. Bagi Selecao, momen tersebut membuka kesempatan mereka bangkit usai ditahan Ekuador 0-0 pada laga pertama.

Pasukan Carlos Dunga bukan hanya dituntut menang atas Haiti, tapi juga menampilkan permainan cantik.

"Kami harus meningkatkan segalanya. Bukan hanya dalam bertahan dan menyerang, kami juga harus berkembang sebagai sebuah unit," ucap Dunga usai laga kontra Ekuador.

Andai modal keunggulan di atas kertas dijadikan patokan, Brasil boleh berharap merealisasikan permintaan Dunga. Akan tetapi, Haiti bisa menjadi tim yang menyulitkan Selecao.

Sadar akan kekurangan kualitas di hadapan Brasil, skuat asuhan Patrice Neveu bakal mengompensasinya dengan permainan kompak dan ultradefensif.

[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4926064302001&preload=none[/video]

Bermodalkan pemain berpostur tegap dengan fisik prima, Haiti amat mungkin bakal bertahan sangat dalam dan menumpuk pemain di lini belakang.

Setelah mampu membendung serangan lawan, mereka mengintip celah buat melepas umpan panjang sebagai pemicu serangan kilat tajam.

Potensi skema seperti itu bahaya bagi Brasil karena sukses diterapkan Ekuador akhir pekan lalu. Tim Selecao sekarang bukan unit agresif yang doyan berkreasi di sepertiga akhir lapangan.

Philippe Coutinho cs kerap kebingungan saat menguasai bola di wilayah pertahanan lawan yang bermain rapat. Statistik akhir laga versus Ekuador menjadi referensi.

Brasil mencatat penguasaan bola 70 persen, tapi cuma melepas 2 tembakan akurat sepanjang pertandingan.

Setelah ditaklukkan Peru 0-1 pada laga pertama, Haiti bertekad semaksimal mungkin merepotkan Brasil agar tidak rontok lebih dini.

Kalau sudah begitu, siap-siap saja pasukan Dunga menghadapi duel yang tak mudah melawan 'raksasa-raksasa' Karibia.

"Semua orang bermimpi menghadapi Brasil. Kami sangat menghormati Brasil, tetapi juga ingin menunjukkan hal positif di lapangan," ujar Neveu kepada situs Remezcla.  


Gelandang Brasil, Elias (8), mendapatkan kartu kuning dari wasit Julio Bascunan akibat melanggar pemain Ekuador, Jefferson Montero, dalam laga Copa America di Pasadena, 4 Juni 2016.(KEVORK DJANSEZIAN/GETTY IMAGES)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P