Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Asa merengkuh titel kemudian bergeser kepada barisan pemain muda yaitu Ihsan, Jonatan Christe, Tiara Rosalia Nuraidah/Rizki Amelia Pradipta, dan Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika.
Akan tetapi, minimnya pengalaman menjadi batu sandungan terbesar bagi nama-nama tersebut.
Satu per satu wakil Merah Putih berguguran pada babak perempat final, dan hanya menyisakan Ihsan yang berjuang seorang diri pada babak semifinal.
Meski pahit, fakta ini bisa menjadi titik awal prestasi para pemain muda.
Di mata pemain-pemain kelas dunia seperti Lee Chong Wei dan Jan O Jorgensen (Denmark), tiga pemain tunggal putra Indonesia akan punya masa depan cerah.
"Saya melihat gaya main Ihsan seperti Taufik Hidayat, menyerang. Saya yakin dalam dua tahun ke depan dia akan menjadi hebat," tutur Lee mengomentari performa Ihsan.
Baca Juga:
"Dibanding pertandingan melawan Tian Houwei (China) hari ini, pertandingan melawan Jonatan (Christie) kemarin lebih sulit bagi saya," kata Jorgensen.
"Saat bertanding melawan Tian, saya melihat perkembangannya hanya sedikit, tetapi saat bertanding melawan Jonatan, perkembangannya sangat pesat," kata Jorgensen, yang tercatat dua tahun beruntun menjumpai Jonatan pada babak perempat final Indonesia Open.
Indonesia terakhir kali memiliki juara Indonesia Open pada 2013. Kala itu, Ahsan/Hendra menyelamatkan wajah Indonesia dengan mengalahkan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun (Korea Selatan) pada babak final ganda putra.
Indonesia mulai kehilangan taji di Istora pada 2014 dengan hanya meloloskan Ahsan/Hendra ke final.