Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Argentina kembali melaju sebagai kandidat kuat juara Copa America Centenario 2016 yang berlangsung di Amerika Serikat pada 3-26 Juni.
Berikut 5 alasan mengapa tim beralias Albiceleste (Biru Langit-Putih) layak diunggulkan menuntaskan Copa America tahun ini dengan raihan gelar.
1. Bekal performa cemerlang
Argentina menyambut kiprah di Copa America 2016 dengan bekal performa cemerlang. Pasukan asuhan Gerardo "Tata" Martino melakoni 6 partai terakhir di berbagai ajang tanpa kekalahan.
Empat lawan pertama merupakan kategori musuh tangguh, yakni Paraguay (0-0), Brasil (1-1), Kolombia (1-0), dan Cile (2-1).
Sisa dua laga terbaru berujung kemenangan tidak terlalu telak atas rival dengan level kemampuan di bawah mereka.
Tetap saja, hasil atas Bolivia (2-0) dan Honduras (1-0) layak diapresiasi mengingat Argentina melakoninya tanpa kebobolan.
2. Materi tanpa tanding
Siapa pun bakal iri melihat materi pemain yang dimiliki Argentina saat ini. Kemewahan paling nyata tampak di lini depan.
Sang kapten sekaligus ikon Albiceleste, Lionel Messi, sudah mencetak 50 gol dalam 108 partai beseragam timnas.
Catatan gol Messi itu sudah lebih banyak dari koleksi gabungan 23 pemain yang dibawa Brasil ke Copa America 2016! Kalau digabungkan, jumlah gol para pemain Brasil hanya mencapai 40 gol.
Pemain tersubur di skuat Selecao saat ini adalah Hulk dengan sumbangan 12 gol saja. Keunggulan itu belum menghitung koleksi milik Sergio Aguero (32 gol) dan Gonzalo Higuain (26).
Materi tanpa tanding itu dilengkapi konsistensi Tata Martino dalam pemilihan pemain dan aplikasi strategi. Tak banyak perubahan yang terjadi dalam skuat dibandingkan materi tim pada Copa America tahun lalu.
Hal itu memudahkan pemain beradaptasi dengan taktik. Sedikit kekhawatiran mungkin ada di lini belakang. Kualitas pemain bertahan Argentina tidak seimbang dengan kemewahan di lini depan.
Apalagi, sang kiper utama, Sergio Romero, jarang teruji di level klub semusim terakhir karena cuma berstatus pelapis di Manchester United.
3. Energi balas dendam
Argentina melakoni dua turnamen akbar terakhir dengan kekecewaan besar secara beruntun.
Setelah ditekuk Jerman akibat gol Mario Goetze pada babak tambahan final Piala Dunia 2014, Albiceleste kalah menyakitkan lewat adu penalti oleh Cile di final Copa America 2015.
Andai mampu disikapi secara bijak, kekecewaan itu semestinya dapat ditransformasikan menjadi energi yang positif.
Hasrat balas dendam atas kegagalan beruntun itu bisa dibayar melalui gelar di Copa America 2016. Raihan titel pada turnamen tahun ini akan lebih spesial karena menuntaskan dahaga gelar Argentina selama 23 tahun!
Gelar terakhir Albiceleste di kancah Copa America muncul pada edisi 1993.
4. Bantuan kondisi lawan
Copa America Centenario 2016 ialah turnamen spesial yang diselenggarakan guna merayakan 100 tahun kejuaraan antarnegara terakbar di Benua Amerika ini.
Jarak hanya setahun dari penyelenggaraan sebelumnya membuat tim peserta tak punya banyak waktu mempersiapkan diri.
Argentina diuntungkan karena memiliki kondisi paling stabil dibandingkan kandidat juara yang lain.
Jika Albiceleste tiba dengan modal performa bagus, Cile sang juara bertahan compang-camping usai melakukan pergantian pelatih.
Komandan mereka saat meraih gelar tahun lalu, Jorge Sampaoli, digantikan Juan Antonio Pizzi pada Januari 2016. Di tangan pelatih baru, Cile menelan 3 kekalahan dan cuma sekali menang dalam 4 partai terakhir.
Rival bebuyutan tradisional, Brasil, diterpa badai cedera dan tak membawa serta bintang mereka, Neymar, ke AS 2016.
Di fase grup, hanya Cile yang bisa menyulitkan Lionel Messi cs di atas kertas. Panama dan Bolivia dapat digolongkan mangsa empuk.
Dengan gemerlap kualitas pemain yang ada, Argentina juga seharusnya tak kesulitan melewati Uruguay atau Meksiko, dua tim terkuat di Grup C yang berpeluang mereka temui pada perempat final.
5. Saat terbaik Lionel Messi persembahkan gelar
Alasan penting lain kenapa Argentina layak menjadi calon juara jelas karena faktor keberadaan sosok pembeda, Lionel Messi.
Megabintang Albiceleste itu lagi-lagi memikul beban berat untuk meraih trofi bergengsi perdana buat negaranya.
Messi memiliki modal bagus berupa sumbangan gelar La Liga dan Copa del Rey bagi FC Barcelona pada musim 2015-2016.
Pemain kelahiran 24 Juni 1987 itu juga punya motivasi lain yang bisa memacu semangatnya di Copa America 2016. Bagi Messi, sekaranglah saat terbaik untuk membawa Albiceleste berjaya di turnamen besar.
Tiga pekan lagi, dia akan berusia 29 tahun. Messi sudah melewati usia 30 tahun ketika dua pentas akbar berikutnya digelar, yakni Piala Dunia 2018 dan Piala Amerika 2019.
Siapa yang bisa menjamin kualitas skill-nya tak menurun saat momen tersebut tiba?
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4920576706001&preload=none[/video]