Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sean Gelael Tak Merasa Jadi Anak Emas

By Septian Tambunan - Senin, 9 Mei 2016 | 18:41 WIB
Pebalap muda Indonesia, Muhammad Sean Gelael (kanan), siap berlaga dalam acara press gathering di Sirkuit Sentul, Bogor, Sabtu (9/4/2016). (FERNANDO RANDY/BOLA/JUARA.NET)

Pebalap muda Indonesia, Sean Gelael, memiliki hubungan yang sangat dekat dan kuat dengan keluarganya. Dalam setiap balapan, Sean selalu ditemani ayahnya, Ricardo Gelael, dan ibundanya, Rini Gelael.

Meskipun demikian, Sean tak merasa menjadi anak emas. Dia menikmati kemandiriannya dalam mempersiapkan diri pada ajang balap GP2.

Dalam beberapa bulan terakhir, Sean tinggal bersama Mitch Evans, rekan setimnya di Pertamina Campos Racing pada sebuah apartemen di London, Inggris dan Valencia, Spanyol.


Sean Gelael berlatih pramusim di Sirkuit Catalunya pada awal Maret 2016. (EBNU YUFRIADI/JUARA.NET)

Dalam kesehariannya, Sean mempersiapkan sendiri kebutuhannya. Dia pergi sendiri ke tempat kebugaran atau jogging selama satu sampai dua jam di sekitar apartemennya.

Saat di London, Sean lebih sering berdua dengan Mitch dan pelatih kebugarannya, Andy. Situasi ini berbeda dengan di Valencia, yang suasananya lebih ramai lantaran markas Campos Racing berada di kota tersebut.

Baca Juga:

Jika berada di Valencia, pebalap Jagonya Ayam KFC Indonesia itu lebih banyak berhubungan dengan beberapa anggota tim. Selain latihan kebugaran, Sean juga harus menyantap menu latihan lain, seperti simulasi balap di ruang simulator.

Sean juga banyak terlibat diskusi dengan para mekanik dan kru tim lainnya.

"Selama di Valencia sepertinya tidak ada hari libur. Bahkan, hari Minggu pun kita tetap latihan dan diskusi," ujar Sean, Senin (9/5/2016).

"Buat saya, tak masalah. Saya menikmati semua ini demi persiapan jelang balapan perdana di Barcelona,” kata pebalap berusia 19 tahun itu.

Meskipun tidak ditemani kedua orang tuanya, Sean tak pernah merasa kesepian karena komunikasi mereka tak pernah putus.

"Ya, saya tahu namanya orang tua pasti khawatir kalau anaknya jauh dari mereka. Makanya, kami selalu berkomunikasi. Lagi pula, saya juga harus belajar hidup mandiri,” tutur Sean.

Kemandirian menjadi modal penting di masa yang akan datang. Ketika proses pembelajaran telah selesai, Sean pun sudah siap jika suatu saat membawa bendera Jagonya Ayam seorang diri, tanpa didampingi rekan setim yang berpengalaman.

Terlebih, persaingan ketat di dunia balap mobil berdampak positif terhadap karakter pebalap yang menyukai musik rap itu.

Di sisi lain, Sean juga sudah semakin percaya diri dengan persiapan yang panjang jelang balapan GP2.

Pada awal tahun, Sean dua kali mengikuti ajang balap Asian Le Mans Series bersama Antonio Giovinazzi. Di ajang ini dia tampil sebagai juara.


Sean Gelael menjalani tes pramusim di Sirkuit Jerez, Spanyol, Rabu (30/3/2016).(EBNU YUFRIADI/JUARA.NET)

Setelah itu, di sela-sela latihan kebugaran dan kemampuan teknik balap bersama tim Campos, Sean juga ikut balapan perdana European Le Mans Series di sirkuit Silverstone, Inggris, bulan lalu. Hasilnya lumayan karena Sean bersama Mitch dan Antonio finis di lima besar.

Pekan lalu, Sean mendapat kesempatan langka dengan mengikuti undangan tes simulator di markas Dallara Automobil di Bologna, Italia. Semua pengalaman ini mematangkan persiapan Sean dan menambah rasa percaya dirinya.

"Ya, saya melihat Sean semakin mandiri. Pelan-pelan dia tidak terlalu bergantung lagi pada orang di sekitarnya. Dia menjadi lebih bertanggung jawab," kata Ricardo Gelael.

Kendati demikian, Sean tak pernah melupakan momen kebersamaan dengan kedua orangtuanya. Pada hari Ibu 29 April, Sean sempat menulis pesan dengan gaya khasnya khusus untuk sang ibunda.

"Mom, you are my 711, open 24 hours and has everything I need and more. I love you Mama. Happy Mothers Day," tulis Sean.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P