Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Milanello (sentra latihan Milan) pernah dikenal sebagai tempat yang kurang bersahabat bagi sejumlah penjaga gawang muda berbakat.
Penulis: Sem Bagaskara
"Milan tak pernah percaya kepada saya. Mereka mengirim saya ke berbagai penjuru Italia tanpa memberikan sekali pun kesempatan untuk membuktikan kapasitas saya," ujar salah satu kiper terbaik yang pernah dilahirkan Italia, Francesco Toldo.
Ya, Toldo merupakan jebolan akademi I Rossoneri.
Namun, kiper yang dikenang karena penampilan briliannya di Euro 2000 itu tak pernah mengecap menit tampil bareng skuat senior Milan.
Ia berturut-turut disekolahkan ke Verona (1990/91), Trento (1991/92), dan Ravenna (1992/93), sebelum akhirnya hijrah secara permanen menuju Fiorentina pada musim panas 1993.
Rival bebuyutan Milan, Internazionale Milano, bahkan lebih menghargai talenta Toldo.
Pria kelahiran Padova itu merupakan penjaga gawang utama I Nerazzurri dari 2001 sampai 2005.
Toldo bukanlah satu-satunya kiper potensial yang disia-siakan Milan. Kisah Francesco Antonioli mirip-mirip.
Status sebagai kiper inti Milan sempat digenggam Antonioli pada awal musim 1992/93. Hanya, blunder fatal dalam laga derbi kontra Inter menyudahi kariernya bersama I Rossoneri.
Semusim berselang, Antonioli dijual ke Pisa. Pria berpostur 188 cm itu akhirnya mencapai puncak karier bersama Roma dengan meraih scudetto pada 2001.
Daftar bisa makin panjang jika nama Carlo Cudicini, yang malang melintang di Premier League bersama Chelsea dan Tottenham, turut disertakan.
Ketika naik kelas ke skuat senior Milan pada 1992 sampai 1995, Cudicini selalu duduk manis di bangku cadangan alias tak pernah mentas.
Kisah-kisah pahit di Milan tadi bisa jadi tak dialami Toldo, Antonioli, maupun Cudicini jika mereka bermain pada masa kini. Belakangan, Milanello begitu hangat menyapa kiper muda.