Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ada misi baru yang diusung Astra Honda Motor (AHM) dalam menggelar Honda Dream Cup (HDC) 2016, kejuaraan yan sebelumnya bertajuk Honda Racing Championship.
AHM mengusung misi baru di balik perubahan nama tersebut. HDC diharapkan tidak sekadar menjadi ajang pebalap muda mengukir prestasi, tetapi juga menyiapkan diri ke jenjang selanjutnya.
"Saya melihat kolase foto Andi Gilang dan Gerry Salim tadi. Lalu, ada anak-anak berusia di bawah usia 14 tahun mengutarakan keinginan mereka berada di foto itu," kata Senior Manager Safety Riding and Motorsport AHM, Anggono Irawan, pada sesi konferensi pers di Malang, Sabtu (30/4/2016).
"Kami ingin membantu anak-anak Indonesia mewujudkan mimpi melalui Honda Dream Cup," tutur dia.
Penuturan Anggono terlontar menjelang seri perdana di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu (1/5/2016). Selain Malang, ada pula seri Banjarmasin, Bandung, Jakarta, Medan, Pekanbaru, Sidrap, dan Yogyakarta.
Ada delapan kelas yang dibuka pada HDC 2016, di antaranya HDC1 (Sport 150cc Tune Up Terbuka), HDC2 (Underbone 150cc Tune Up Terbuka), HDC3 (Underbone 125cc Tune Up Seeded), HDC4 (Underbone 125cc Tune Up Pemula), HDC5 (CBR150R Standart Pemula Khusus), HDC6 (Underbone 150cc Tune Up Pemula), HDC7 (Underbone 125cc Standar Pemula), dan HDC8 (Matic 130cc Terbuka).
"Kelas HDC5 dan HDC6 menjadi tahap perkenalan dan adaptasi yang runut untuk nanti menapak ke jenjang tunggangan balap sesungguhnya," ucap Anggono Iriawan.
Darah muda dan bakat lokal
Diklaim Anggono, pebalap termuda pada seri kali ini berusia sembilan tahun. Dia mengaku tidak mengingat detail identitas pebalap tersebut.
Namun, JUARA.net sempat menemui salah seorang pebalap bernama Satya seusai sesi latihan Sabtu (30/3/2016). Setiap kali hendak mewawancarai Satya, manajernya selalu mengajaknya pergi.
Tidak cuma memunculkan sejumlah pebalap belia, HDC kali ini turut menyertakan sejumlah talenta lokal.
"Beberapa pemuda Jawa Timur juga mulai menonjol," tutur Anggono.
Ambil contoh pebalap muda Honda, Mohammad Adenanta Putra. Bocah kelahiran Magetan, 21 April 2004 ini, mampu meraih peringkat ketiga pada kualifikasi kelas HDC5 (CBR150R Standart Pemula Khusus) dan HDC7 (Underbone 125cc Standar Pemula).
Adenanta berencana mengikuti semua seri untuk kejuaraan kali ini. Di mata dia, HDC merupakan salah satu jalan mewujudkan cita-citanya menjadi pebalap kelas dunia.
Demi mengejar impian pula, Adenanta kerap menemui rintangan. Sejak menekuni balapan pada usia 7 tahun, dia mengalami tiga kali patah tulang.
"Saat masih di motocross, saya mengalami patah tulang. Namun, saya tidak takut untuk terus melakukan balapan dan pindah ke road race," tutur dia.
[video]https://players.brightcove.net/4386485688001/5f5050ba-12eb-4380-b837-257aded67fbc_default/index.html?videoId=4843022113001&preload=none[/video]