Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan penyerang Persija dan tim nasional Gendut Doni Christiawan (37) tidak segan membagi-bagikan pengalaman dan ilmunya ke anak-anak yang ingin belajar sepak bola. Hal tersebut dia tunjukkan di MILO Football Clinic Day di Lapangan Simprug, Minggu (24/4/2016).
Doni melatih anak-anak usia 6-12 tahun hal-hal mendasar seperti menggiring, mengoper, menembak, dan mengendalikan bola
Dia melakukannya beberapa mantan pemain nasional lain seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Indrianto Nugroho, Ilham Romadhona, Supriyono Prima, dan Charis Yulianto, serta pelatih U-12 Zainal Abidin.
"Program pelatihan untuk anak-anak usia akar rumput seperti ini sebenarnya bagus dan tepat sasaran. Jadi ya kami-kami juga sekalian berbagi ilmu dan pengalaman," kata Doni.
Menurut Doni, saat melatih para peserta belia, pelatih perlu mengikuti dunia dan dinamika para muridnya.
"Tidak semua murid usia dini bisa langsung menguasai semua materi. Ada yang disuruh menendang bola, bolanya malah diduduki. Sebenarnya gemas juga, tapi mau tidak mau harus diikuti. Apalagi ini sifatnya baru pengenalan agar mereka bisa bersenang-senang," kata Doni.
Dia pun mengaku turut antusias melihat tingginya minat peserta coaching clinic.
Namun, ini bukan pertama kali Doni menularkan ilmunya ke anak-anak.
Di sela-sela kesibukannya bekerja di Dinas Tangerang Selatan, Doni yang juga pernah memperkuat Persikota Tangerang tersebut mengajar tim Popda U-16 Tangerang Selatan.
Doni melatih tiga kali seminggu pada hari Senin, Rabu dan Jumat.
"Ya sekarang kegiatan saya selain bekerja ya melatih. Olahraga justru sudah tidak bisa sesering dulu," kata Doni seraya tertawa kecil.
Salah satu tantangan yang dirasakannya sebagai pelatih adalah tidak adanya pakem atau kurikulum untuk mengajar tim junior seperti yang dilatihnya.
Karena itu, dia mengandalkan pengalamannya semasa bermain.
"Ya, PR pembinaan sepak bola kita kan belum seragam seperti di luar negeri, makanya saya bawa pengalaman. Misalnya saya mengajarkan untuk membawa bola dan shooting ke gawang. Sesuai gaya main lah," kata Doni.
Sebenarnya, dia juga cukup sering mengikuti kursus kepelatihan.
Namun, selama kegiatan persepak bolaan Indonesia berhenti, kursus pun belum bisa dilanjutkan.
Hal lain yang juga menjadi pekerjaan khusus untuk Doni sebagai pelatih adalah meyakinkan orangtua murid tentang olahraga sepak bola.
Sebab, tidak sedikit yang bertanya tentang prospek berkarier di bidang sepak bola.
"Tentu banyak orangtua yang bertanya, apalagi dalam keadaan PSSI sedang di-banned. Saya hanya bisa sampaikan, walau PSSI dibekukan, pembinaan harus tetap jalan. Bisa jadi, anak-anak yang dibina sekarang, dua tahun lagi bisa tembus ke tim nasional. Ketika itu terjadi, mereka sudah punya modal yang kuat," ucap Doni.