Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Peran orangtua
Riana dan Radja mendapatkan darah Indonesia dari ayahnya, Marianus Nainggolan. Namun, mereka sempat terpisah dari Marianus selama belasan tahun.
Baru pada Desember 2007, mereka berkumpul kembali. Sang ayah bertolak dari Bali ke Piacenza, domisili Radja ketika itu.
“Kami ditinggal di Belgia ketika masih berusia enam tahun. Ada perasaan kosong dan vakum selama belasan tahun, tetapi kembali terisi setelah tiga pekan bersama," ucap Radja Eka Tanjung dari sepakbolanda.com.
Bagi Riana dan Radja, orangtua memiliki peran penting. Sang ayah kerap mengajak bermain sepak bola sejak mereka berusia empat tahun. Keduanya juga mendapat dorongan dari sang ibu, Lizi Bogaerd, saat Marianus tak ada.
Sayang, Lizi tidak bisa menyaksikan kesuksesan Riana dan Radja. Dia wafat karena kanker pada 2010.
“Sebelum menghembuskan nafas terakhir, ibu menitipkan saya agar menjaga adik dan semua keluarga. Saya tidak ingin mengecewakan ibu,” tutur Radja.
[video]https://video.kompas.com/e/4854933196001_ackom_pballball[/video]