Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tertajam Vs Tersolid
Bagi Real Madrid, melakoni leg kedua di Santiago Bernabeu, terbukti memegang peran penting.
Trigol Ronaldo yang membalikkan defisit dari 0-2 menjadi kemenangan agregat 3-2 di perempat final kontra Wolfsburg adalah contoh teranyar.
Atletico juga merasakan privilise serupa saat menjungkalkan juara bertahan Barcelona. Los Colchoneros, julukan Atleti, sukses menang 2-0 pada leg II delapan besar di Vicente Calderon, setelah sebelumnya takluk 1-2 di Camp Nou.
Pada saat menyingkirkan Barca dua musim sebelumnya, sukses Atleti juga dipengaruhi leg II yang dimainkan di Calderon.
Sebaliknya, kegagalan dari Madrid di perempat final musim kemarin, diderita ketika bertindak sebagai tamu di leg II.
Sinyal bahwa Bayern akan melaju mulus ke final lantaran home advantage yang mereka kantongi di leg II?
Guardiola tak melihatnya seperti itu.
“Bagi saya, Barcelona tetap tim terbaik di Eropa saat ini, terlepas mereka gagal ke semifinal. Namun, Atletico berhasil menyingkirkan mereka dua kali. Ini menggambarkan betapa sulit laga kami nanti,” kata Pep.
Atleti boleh hanya mencetak 14 gol dalam perjalanan menantang Bayern. Jumlahnya setengah dari total gol klub beralias Die Roten itu.
Akan tetapi, gol yang bersarang di jala Jan Oblak pun cuma 5, alias tersedikit di LC musim ini.
Artinya, Pep membutuhkan lebih dari sekadar penampilan standar pasukannya untuk bisa melewati barikade besutan Simeone.
Jika tak mampu, bukan mustahil Pep harus rela kembali melihat el derbi Madrileno di San Siro, medio Mei nanti.