Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bisakah Persija Optimistis Jelang ISC?

By Sabtu, 16 April 2016 | 11:25 WIB
Gelandang Persija, Syahroni, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Bali United dalam laga Trofeo Persija 2016, di stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (9/4/2016). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET )

Bek Persija, Ismed Sofyan, tersenyum saat Tabloid BOLA bertanya soal peluang Macan Kemayoran menuai hasil bagus di Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. "Kenapa tidak?" jawabnya.

Penulis: Andrew Sihombing

Optimisme Ismed bisa dimaklumi. Saat itu Ismed baru memimpin tim ke tangga juara Trofeo Persija 2016, Sabtu (9/4).

Hanya, bila mencermati lebih jujur, penampilan tim asuhan Paulo Camargo di Stadion Utama Gelora Bung Karno justru membuka mata soal masalah yang belum teratasi.

Lini depan misalnya, masih jauh dari meyakinkan.

Juara Liga Indonesia 2001 ini hanya menang adu penalti kontra PSM (0-0 di 45 menit pertama) dan cuma mencetak satu gol versus Bali United (BU).

Di Piala Bhayangkara, Persija hanya mencetak dua gol dari empat laga.

Khusus di 45 menit kedua Trofeo melawan BU, kegamangan di lini tengah Persija terlihat saat I Gede Sukadana menggantikan Miftahul Hamdy di kubu Serdadu Tridatu.

Tidak ada gelandang bertahan, semestinya dijalankan Amarzukih, yang cukup kuat meredam Sukadana hingga pemain terakhir ini kerap leluasa menguasai si kulit bundar di sepertiga pertahanan Persija.

 Penolakan Ferry Paulus

Kendala berikut tak lain soal pemain asing.

Sejak Camargo didaulat sebagai pelatih dua bulan silam, silih berganti pemain asing mengikuti seleksi di Persija, mulai dari Tales Ricarte dos Santos, Franck Bezi, Hilton Moreira, Leonardo Granado, Mekan Nasyrow, Wellington, Han Kiwoon, Abdelkbir Khairallah, Shohei Matsunaga, Patrick da Silva, Rafael dos Santos, Gilbert Fiamenyo, William Pacheco, dan Joseph.

Belum satu pun yang dikontrak.

Presiden Persija, Ferry Paulus, rupanya menolak nama yang direkomendasikan tim pelatih, termasuk Rafael, Patrick, Willian, dan Gilbert yang tampil di Trofeo Persija.

"Kualitas mereka tidak sebagus yang diharapkan," katanya ke Tabloid BOLA.

Sebelumnya, Ferry sempat menyebut bahwa mayoritas pemain asing yang mengikuti seleksi di Persija tidak melalui dirinya atau manajemen, melainkan rekomendasi tim pelatih.

Ia juga berkilah bahwa pemain asing yang sudah lama di Indonesia, seperti Matsunaga, sudah habis dan dirinya lebih menginginkan pemain berkualitas yang belum pernah bermain di Tanah Air.


Gelandang asing asal Jepang, Shohei Matsunaga, berpose di pekarangan Pomelotel Hotel di Jakarta, Jumat (8/4/2016).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Hanya, Ferry bukannya boleh lepas tangan.

Kualitas pemain, terlebih asing, berbanding lurus dengan harga. Padahal, beberapa tahun terakhir, di bawahnya Persija kerap terlilit kesulitan finansial.

Camargo sendiri selalu berbicara positif soal pemain asing yang diseleksinya tiap ditanyai media.

Cuma, ketika Tabloid BOLA mendatanginya selepas uji coba kontra Barito, lelaki kelahiran 23 Maret 1967 itu mengakui pemain asing yang datang ke Persija belum sesuai ekspektasi.

Itulah sebabnya Persija masih akan menyeleksi pemain asing. Seperti diakui Ferry, pemain lokal macam Bambang Pamungkas juga bisa jadi bergabung.

Artinya, komposisi tim bisa jadi kembali berubah. Jika hal ini terjadi, otomatis pemain butuh waktu adaptasi untuk saling mengenal karakter permainan mereka.

Dengan ISC yang kian dekat, Persija terlihat bak perempuan yang terus sibuk memilih-milih baju di saat waktu keberangkatan sudah mepet.

Bila terus seperti ini, start Persija di ISC bisa tersendat-sendat.

Segeralah memantapkan hati, Macan!

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P