Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Guncangan
Fenomena tersebut barangkali hanya kebetulan. Akan tetapi, bukan kali ini saja seorang pemain mampu mencapai potensi terbaik justru ketika dirinya keluar dari Milanello (sentra latihan Milan).
Musim lalu, M'Baye Niang seperti terlahir kembali kala menjalani masa peminjaman di Genoa. Striker yang dianggap sebagai pembelian flop Milan, Alessandro Matri, juga tampil lebih baik ketika dipinjamkan ke Fiorentina (Januari-Juni 2014) dan Genoa (Juli 2014-Januari 2015).
Lantas apa yang salah dengan Milan sehingga mereka tak bisa memaksimalkan potensi para pemainnya?
Terlalu banyak guncangan di tubuh Milan. Dalam rentang tiga tahun belakangan, Il Diavolo diarsiteki oleh empat pelatih berbeda, termasuk Mihajlovic.
Jumlah tersebut bisa bertambah menjadi lima mengingat Miha terus dirongrong ancaman pemecatan. Lingkungan yang penuh guncangan dan tekanan membuat pemain tak nyaman.
[video]https://video.kompas.com/e/4830094074001_ackom_pballball[/video]
Petinggi yang tak kompak juga menjadi salah satu faktor. Ketika CEO Barbara Berlusconi menyebut lolos ke Liga Europa sebagai target minimal musim ini, sang ayah yang juga menjabat Presiden klub, Silvio Berlusconi terus menyuarakan misi ke Liga Champion.
Jawaban pelatih Sassuolo, Eusebio Di Francesco, soal kemungkinan dirinya menjadi suksesor Mihajlovic, telah memberikan tamparan keras buat Milan.
"Rumor tersebut omong kosong. Saya tak akan pergi ke tempat yang penuh kebingungan," kata Di Francesco.
Bahkan, penolakan juga diungkapkan Suso, yang sebenarnya masih berstatus pemain Milan.
"Saya tak tahu apakah Milan menyesali kepergian saya. Namun, saya bahagia di Genoa," ujar Suso.
Vonis pemecatan kepada Miha konon akan dijatuhkan jika Milan kalah dan tampil buruk saat melawan Juventus, Sabtu (9/4/2016). Apabila benar demikian, Milanello tampaknya masih akan terus menjadi tempat yang membingungkan alih-alih nyaman.