Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sabtu (2/4/2016) malam atau Minggu dini hari WIB, dua tim penuh bintang, FC Barcelona dan Real Madrid, kembali berduel dalam laga bertajuk el clasico.
Kedua tim identik dengan permainan sepak bola menyerang yang bertujuan mencetak gol sebanyak-banyaknya.
Bagaimana jika Barcelona dan Real Madrid menggabungkan kekuatan ofensif terbaik mereka?
Yang terjadi adalah sebuah tim super ini. Mungkin tidak ada keseimbangan di sana, tetapi yang jelas tim ini hanya punya satu tujuan: Serang! Serang! Serang!
KIPER: KEYLOR NAVAS (REAL MADRID)
Navas bermain lebih reguler daripada Claudio Bravo dan Marc Andre ter Stegen, yang terkadang bergantian tampil di Barcelona. Rasio penyelamatan Navas (2,78 per partai) juga lebih bagus daripada Ter Stegen (2,75) dan Bravo (2,7).
BEK KANAN: DANILO (REAL MADRID)
Sudah menyumbang dua gol dan tiga assist, Danilo relatif lebih ofensif daripada rivalnya di Barcelona, Dani Alves. Bek kanan Barca itu cuma berkontribusi tiga assist.
BEK TENGAH: SERGIO RAMOS (REAL MADRID)
Salah satu andalan terdepan Madrid dalam situasi bola mati: sepak pojok atau tendangan bebas tak langsung. Terkadang bisa ikut mencetak gol dari situasi tersebut. Ramos sudah memberikan kontribusi dua gol dan dua assist.
BEK TENGAH: GERARD PIQUE (BARCELONA)
Kriterianya serupa Sergio Ramos di Madrid. Hampir selalu masuk ke kotak penalti dalam situasi sepak pojok atau tendangan bebas tidak langsung. Sudah membukukan satu gol dan satu assist.
BEK KIRI: MARCELO (REAL MADRID)
Dibandingkan dengan Jordi Alba di Barcelona, yang baru mengemas empat assist dan mengirim rata-rata 0,2 umpan silang per partai, Marcelo jelas lebih berbahaya. Dia punya koleksi dua gol, dua assist, dan rata-rata 1,1 umpan silang per pertandingan.
GELANDANG TENGAH: LUKA MODRIC (REAL MADRID)
Kemampuannya dalam mengatur permainan dan melepaskan operan-operan servis ke penyerang mungkin sudah lebih bagus daripada Andres Iniesta di Barcelona. Modric membuat 71,1 operan per partai dengan akurasi 91,2 persen dan 1,9 operan kunci per pertandingan. Statistik Iniesta hanya 66,1 operan per laga, akurasi 88 persen, dan 1,3 operan kunci per partai.
GELANDANG TENGAH: TONI KROOS (REAL MADRID)
Karakter defensifnya jelas di bawah Sergio Busquets di Barcelona. Tapi, dengan 78,2 operan per partai plus akurasi 93,8 persen dan 1,8 operan kunci per partai, Kroos lebih bagus sebagai gelandang ofensif daripada Busquets (65,6 operan; akurasi 89,2 persen; 0,6 operan kunci).
SAYAP KANAN: LIONEL MESSI (BARCELONA)
Bicara ofensivitas, Trio MSN milik Barcelona jelas harus masuk tim ini. Messi telah mencetak 22 gol dan membuat 10 assist dengan rata-rata melepaskan 4,8 tembakan per partai.
GELANDANG SERANG: NEYMAR (BARCELONA)
Statistiknya hanya berbeda tipis dari Messi. Neymar sudah mengumpulkan 21 gol dan 10 assist dengan catatan mengirim empat tembakan di setiap pertandingan.
SAYAP KIRI: CRISTIANO RONALDO (REAL MADRID)
Sinarnya barangkali tertutupi kemilau Trio MSN. Tapi, Ronaldo tetap salah satu sosok paling berbahaya di Spanyol. Dia memuncaki daftar pencetak gol terbanyak dengan 28 gol dan melepaskan rata-rata 6,3 tembakan per partai. Angka itu paling banyak di La Liga.
PENYERANG: LUIS SUAREZ (BARCELONA)
Saat ini barangkali dia yang paling on form di antara Trio MSN. Rasio realisasi peluang dan level kontribusinya dalam permainan bisa dibilang lebih tinggi daripada Messi maupun Neymar. Suarez sudah menyumbangkan 26 gol dan 12 assist.