Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menjelang El Clasico, Menggebah Tudingan Perampok

By Minggu, 27 Maret 2016 | 14:23 WIB
Pemain FC Barcelona Gerard Pique melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua untuk timnya pada pertandingan La Liga antara FC Barcelona dan Sevilla FC di Camp Nou tanggal 28 Februari 2016, Barcelona,Spanyol. (DAVID RAMOS/GETTY IMAGES)

Berjarak tiga hari dari el clasico, Messi dkk. sudah dinanti Atletico Madrid pada leg I perempat final Liga Champion 2015/16.

Di lain sisi, Madrid punya sehari ekstra waktu pemulihan dan calon lawan mereka di perempat final LC (Wolsfburg), di atas kertas relative lebih ringan.

Akan tetapi el clasico tetaplah el clasico. Selalu ada alasan yang membuat partai ini tetap layak disaksikan.

Kontroversial

El clasico edisi ke-264 disinyalir bakal menjadi pelampiasan kemarahan Barca atas tudingan negative yang diarahkan kepada mereka.

Baru-baru ini tagar Ligarobada (liga dirampok) yang konon dimunculkan oleh fan Madrid sempat menjadi topik terhangat di media sosial Twitter. Barca dituduh banyak diuntungkan oleh keputusan wasit di La Liga 2015/16.

Duel pekan ke-30 La Liga 2015/16 kontra Villarreal yang berakhir imbang 2-2 dianggap sudah cukup menggambarkan tuduhan itu.

Wasit disebut terlalu mudah memberikan penalti buat Barca ketika Neymar terjatuh akibat kontak minimal dengan kiper Villarreal, Sergio Asenjo.

Menurut para anti-Barca, Gerard Pique juga seharusnya mendapatkan kartu kuning kedua ketika sang bek terlihat sengaja menyentuh bola dengan tangannya. Jika mendapatkan kartu merah, Pique tak akan bisa mentas di el clasico.

Barca dan para pemujanya tak tinggal diam.