Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

10 Pemain Terbaik Belanda Sepanjang Masa

By Nugyasa Laksamana - Jumat, 25 Maret 2016 | 11:35 WIB
Pemain Belanda era 60-80an, Johan Cruyff, tampil pada laga Piala Dunia 1974. (STF/AFP )

Marco van Basten mendapat predikat sebagai pemain yang "mati muda". Akibat dibekap cedera, Van Basten harus pensiun dini pada usia 28 tahun. Namun, kemampuannya di atas lapangan tetap tidak bisa dianggap enteng.

Pada masa kejayaannya, Van Basten sempat merengkuh Ballon d'Or sebanyak tiga kali (1988, 1989, dan 1992).
Prestasi Van Basten sejalan dengan pencapaiannya di level klub.

Bersama Ruud Gullit dan Frank Rijkaard, Van Basten membawa AC Milan meraih tiga gelar Scudetto dan dua Piala Champions secara beruntun (1989 dan 1990).

Saat masih di Ajax Amsterdam, Van Basten juga mencicipi tiga gelar Eredivisie, tiga Piala KNVB, dan satu Piala Winners.

Momen terbaiknya bersama Belanda adalah saat menjuarai Piala Eropa 1988. Kala itu, Van Basten mencetak lima gol sepanjang turnamen. Selain itu, dia juga terpilih menjadi Pemain Terbaik Piala Eropa 1988.

Setelah pensiun pada 1995, Van Basten baru menjadi pelatih pada 2003. Dia pernah menangani timnas Belanda, Ajax Amsterdam, Heerenveen, dan AZ Alkmaar.

Kini, Van Basten tak lagi menjadi pelatih kepala. Selepas menukangi AZ Alkmaar, Van Basten kembali ke timnas Belanda dan menjadi asisten Danny Blind.

1. Johan Cruyff (1966-1977, 48 caps dan 33 gol)


Johan Cruyff(Dok. arjyomitra94)

Johan Cruyff bisa dikatakan sebagai pemain paling berpengaruh dalam sepak bola Belanda. Dia dilahirkan dengan talenta luar biasa, dan mewariskan teknik sepak bola yang brilian.

Lahir pada 25 April 1947, Cruyff mengawali kariernya di Ajax Amsterdam pada 1964. Bersama klub raksasa Belanda itu, Cruyff meraih tiga gelar Piala Champions secara beruntun (1971, 1972, dan 1973).

Selain itu, Cruyff juga membawa Ajax merengkuh delapan gelar Eredivisie, lima Piala KNVB, satu Piala Super Eropa, dan satu Piala Interkontinental.

Pada 1973, Cruyff dijual ke Barcelona dengan banderol 6 juta euro, yang merupakan rekor transfer termahal pada saat itu. Di sana, Cruyff menyumbangkan satu gelar La Liga dan satu titel Copa del Rey.

Sumbangan Cruyff tak hanya torehan gelar saja. Dia mewariskan gerakan fenomenal yang kemudian dikenal dengan sebutan Cruyff Turn, atau putaran Cruyff.

Cruyff Turn adalah trik melewati lawan. Saat itu, dia memamerkannya pada pertandingan melawan Swedia. Trik tersebut masih digunakan hingga sekarang oleh banyak pesepak bola masa kini.

Adapun bersama Belanda, Cruyff sama sekali tidak menyumbangkan gelar juara. Namun, perjuangannya membawa Belanda ke final Piala Dunia 1974 sangat layak diapresiasi.

Kala itu, pada laga pamungkas, Belanda berjumpa dengan sang tuan rumah, Jerman Barat, yang diperkuat oleh Franz Beckenbauer. Laga akhirnya dimenangi Jerman Barat dengan kedudukan 2-1.

Cruyff dijuluki The Total Footballer karena mampu memeragakan gaya bermain total football dengan baik. Total football merupakan permainan di mana semua pemain dengan fleksibel memungkinkan bertukar posisi secara konstan.

Gaya bermain ini mengharuskan semua pemain memiliki kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya, ditambah fisik prima agar dapat tampil stabil selama 90 menit.

Total football terus dikembangkan Cruyff, terutama saat berkarier sebagai pelatih di Ajax dan Barcelona. Ia merupakan penganut keindahan dan efisiensi dalam sepak bola.

Pada Kamis (24/3/2016), Cruyff mengembuskan napas terakhirnya. Ia meninggal dunia karena mengalami kanker paru-paru. Dunia pun berduka mendengar kabar tersebut.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P