Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

4 Alasan AC Milan Tak Boleh Jual Carlos Bacca

By Beri Bagja - Kamis, 24 Maret 2016 | 19:30 WIB
Aksi selebrasi Carlos Bacca usai mencetak gol ke gawang Inter Milan dalam laga Serie A, 31 Januari 2016. (MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Penyerang AC Milan, Carlos Bacca, menjadi target klub-klub raksasa Eropa. Bayern Muenchen dan Arsenal dilaporkan termasuk dua peminat bomber Kolombia berusia 29 tahun tersebut.

Bacca bergabung dengan Milan pada bursa musim panas lalu. Ia direkrut seharga 30 juta euro atau setara Rp 443,3 miliar dari Sevilla.

Belum genap setahun berseragam I Rossoneri (Merah-Hitam), Bacca bisa saja dijual kembali oleh Milan.

Kabarnya, Bayern siap mengangkut Bacca atas permintaan pelatih anyar mereka per musim depan, Carlo Ancelotti.

Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani, sudah mengungkapkan ketertarikan Ancelotti kepada sang bomber.

"Ancelotti menyukai Bacca. Jika Ancelotti meneruskan kariernya dengan Real Madrid, Bacca kini akan bermain dengan Karim Benzema," ucap Galliani pada Februari.

Siapkah Milan kehilangan Bacca? Mungkin belum jika melihat kontribusi sang pemain sejauh ini.

Walau baru mencicipi musim perdana di Italia, Bacca langsung meroket dan berperan vital terhadap kinerja tim.

Ia mencetak 14 gol di Serie A musim ini alias cuma kalah dari top scorer sementara asal klub Napoli, Gonzalo Higuain (29 gol).

Berikut 4 alasan Milan tak boleh menjual Bacca, setidaknya pada bursa transfer musim panas nanti.

1. Milan butuh tulang punggung dan anutan

Sebanyak 14 gol Bacca mencakup 35 persen dari total produktivitas Milan di liga musim ini (40). Sulit membayangkan kondisi Rossoneri tanpa adanya sumbangan gol-gol sang bomber.

Saat tim mengalami inkonsistensi performa, Bacca bisa dibilang pemain paling stabil menjadi tulang punggung tim di lini depan.

Etos kerjanya yang tak mudah menyerah menjadikan Bacca sebagai anutan para pemain muda Milan.

Jangan lupakan pula sederet aksi memikat yang membedakan dia dengan striker lain.

2. Keuntungan hasil penjualan terlalu kecil

Milan membeli Bacca dari Sevilla seharga 30 juta euro. Gajinya sebesar 3,5 juta euro semusim.

Di lain pihak, Bayern disebut menyediakan uang 35 juta euro guna memboyong Bacca ke Jerman. Surplus 1,5 juta euro dari transaksi itu mungkin terlalu kecil bagi Milan.

Apalagi, Rossoneri butuh dana besar jika ingin membangun skuat yang lebih tangguh berisikan bintang top musim depan.

3. Telanjur jadi idola

Publik Milan kehilangan sosok yang bisa menjadi ikon klub beberapa musim terakhir.

Melihat kontribusinya yang langsung vital pada musim perdana, Bacca sepertinya dapat mengobati kerinduan fans akan figur idaman tersebut.

Dia telanjur menjadi idola baru. Andai konsisten dan dipertahankan manajemen, bukan mustahil Bacca bakal terus berkembang menjadi ikon yang ditunggu-tunggu Rossoneri.

4. Pengalaman kejayaan di Liga Europa 

Milan bersiap menjamu Juventus di final Coppa Italia musim ini. Di Serie A, Rossoneri menghuni peringkat ke-6.

Peluang pasukan Sinisa Mihajlovic lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan terbuka lebar. Pemenang Coppa berhak lolos ke Liga Europa 2016-2017.

Seandainya Milan ditekuk Juventus sekalipun, Rossoneri puya kans besar melaju ke LE via jalur liga.

Memakai asumsi posisi terkini di liga, jatah tiket Liga Europa milik sang juara Coppa akan diberikan kepada tim peringkat ke-5 di klasemen.

Adapun alokasi tiket milik tim perigkat ke-5 akan diturunkan kepada klub posisi ke-6, yang notabene habitat Milan saat ini.

Kehadiran Bacca akan berguna membantu Milan jika mereka mentas di Liga Europa. Dia punya pengalaman kejayaan merasakan gelar LE 2013-2014 dan 2014-2015 bareng Sevilla. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P