Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Alasan Honda Optimistis Pasca-MotoGP Qatar

By Christian Gunawan - Rabu, 23 Maret 2016 | 16:15 WIB
Marc Marquez, meningkat pesat dalam dua minggu. (Karim Jaafar/AFP )

GP Qatar belum berjalan sempurna buat Honda. Namun, balapan pembuka itu tak kurang menghadirkan sebentuk optimisme bagi Honda, yang selalu menjadi salah satu favorit.

Secara umum, Yamaha masih menjadi kekuatan paling dominan. Kekuatan itu telah mereka perlihatkan sejak tes pramusim termasuk di Sirkuit Losail, berlanjut pada balapan sebenarnya di sirkuit yang sama pada akhir pekan lalu.

Di belakang Yamaha persis bahkan masih ada pabrikan Italia, Ducati.

Namun, mengatakan Honda tertinggal jauh dari Yamaha dan Ducati bisa menjadi kekeliruan besar. Buktinya tergelar dalam balapan malam di Losail itu. 

Dani Pedrosa masih belum menunjukkan kepuasan terhadap kinerja motornya hingga tes terakhir di Qatar. 

Bagaimanapun, finis di tempat kelima, setelah hanya berada di posisi ketujuh saat start, memperlihatkan harapan besar untuk performa yang meningkat dari hari ke hari bagi pebalap Spanyol itu.

Kompatriot muda dan rekan setim Pedrosa, Marc Marquez, tampil lebih baik pada hari balap­an. 

Mengawali GP Qatar dari posisi kedua start di belakang Jorge Lorenzo, Marquez segera mengirimkan pesan ancaman besar buat para pesaing saat menjadi yang tercepat pada sesi pemanasan sebelum lomba.


Pebalap Yamaha asal Spanyol, Jorge Lorenzo (kanan), beraksi saat latihan bebas GP Qatar di Sirkuit Losail, Sabtu (19/3/2016). Lorenzo meraih pole position seri pembuka MotoGP 2016 ini.(KARIM JAAFAR/AFP)

Namun, start buruk masih melanda Honda. Start lamban ini boleh jadi mengisyaratkan pula keterlambatan panas pabrikan Jepang ini pada awal musim. 

Marquez tercecer sebelum meman­tap­kan diri untuk berada di posisi kelima di belakang dua pebalap Ducati dan Yamaha.

Berkah mulai muncul. Andrea Iannone (Ducati) terpeleset dan tak bisa melanjutkan lomba.

Marquez bahkan bisa melewati Valentino Rossi (Yamaha) untuk berada di tiga besar. Marquez beberapa kali berhasil melewati Andrea Dovizioso, hanya untuk melihat pebalap Ducati itu kembali mengambil posisi kedua tak lama setelahnya. 

Pada akhirnya, Marquez meng­ambil hal positif dari podium tempat ketiga di Qatar.

Juara dunia 2013 dan 2014 ini menyebut persiapan pramusim tidak berjalan lancar bagi Honda. Ketertinggalan mereka dari pebalap tercepat pada tes pramusim bisa sampai satu hingga 1,5 detik. 

“Namun, kami tak pernah menyerah. Kami bekerja keras sebab tahu ada banyak masalah. Honda mendukung dan juga bekerja keras dari Jepang,” tutur Marquez kepada Crash.net.

Ia mengaku pada awal lomba sempat berpikir akan finis di tempat keempat. 

“Saya melihat jarak jauh dari Pedrosa dan berpikir, ‘tak apa-apa’ finis keempat dengan Argentina (3 April) menjadi balapan berikut. Namun, seiring lomba, saya berkata kalau sudah begini, saya akan mencoba finis kedua,” ucap pebalap berusia 23 tahun itu.

Segenap Kemampuan

Akselerasi masih menjadi per­hatian Marquez, terutama pada bagian akhir Losail.

“Karenanya, saya sulit membalap Dovi. Bagaimanapun, saya sangat senang dengan kerja Honda dan tim saya, mereka memberikan segenap kemampuan. Saya juga memberikan 100 persen kemampuan saya di tempat yang dua minggu lalu kami masih lebih lambat sedetik,” katanya.

Marquez menyebut ban lunak bukan pilihan yang pas baginya. Ban lunak di depan membuat kecepatannya melorot hanya sete­lah tiga putaran.

Ia juga mengklaim bahwa pilihan lunak untuk ban belakang lebih buruk lagi seturut gaya membalapnya yang ngotot “menyerang” di tikungan.

Jadilah ia memilih pasangan ban keras. Marquez tak mengabaikan kemungkinan Lorenzo dan pebalap Ducati justru terbantu pilihan ban lunak untuk roda belakang. Apa pun, pilihan telah dibuat.

“Saya sempat berharap mungkin mereka akan melambat di beberapa putaran terakhir, tapi mereka malah lebih cepat,” ucap Marquez.


Para pebalap MotoGP bersaing pada balapan GP Qatar di Sirkuit Losail, Minggu (29/3/2016).(KARIM JAAFAR/AL-WATAN DOHA/AFP PHOTO)

Berbekal pengalaman beradaptasi dengan ban Bridgestone pada tahun-tahun sebelumnya, Marquez tak menyorot ban sebagai masalah musim ini. 

“Kami kini memakai ban-ban berbeda, tetapi telah menemukan keseimbangan. Kita bisa melihatnya dalam balapan. Waktu tempuh kami cepat dan konsisten sepanjang balapan. Jadi, saya senang dengan hasil pekerjaan pemasok (Michelin) karena saya merasa nyaman dengan motor,” katanya.

Marquez juga merasa tak perlu mengubah secara drastis gaya membalap agresif yang telah memberinya dua gelar juara dunia. 

“Saya terus menekan di tikungan, meluncur, dan mengerem dengan cara yang sama atau bahkan lebih belakangan dibanding saat masih memakai ban lama. Kalau tak membalap seperti itu, saya tak bisa mengimbangi para pesaing,” ucapnya.

Pedrosa boleh jadi mesti mempertimbangkan gaya berbalap seagresif Marquez bila ingin bersaing.

Tempat kelima toh bukan hal buruk buat pebalap yang tampak masih beradaptasi dengan ban baru dan perangkat kendali elektronis baru, isu umum 2016.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P