Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Masa depan Sinisa Mihajlovic bersama Milan kembali mengambang begitu anak asuhnya tampil jelek dalam dua partai terakhir Serie A 2015/16 melawan Sassuolo (0-2 ) dan Chievo (0-0).
Penulis: Sem Bagaskara
"Masa depan Mihajlovic di Milan akan bergantung pada bagaimana sisa musim ini berjalan," tutur Presiden Milan, Silvio Berlusconi, di Radio Rai.
Kabar bahwa telah terjadi keretakan di ruang ganti Milan akibat kritik pedas dari dua pemain senior, Ignazio Abate dan Christian Abbiati, menambah panas kursi Mihajlovic.
Kandidat pengganti Mihajlovic lagi-lagi dimunculkan oleh media Italia. Mulai dari Eusebio Di Francesco (Sassuolo), Roberto Donadoni (Bologna), sampai pelatih tim Primavera Milan, Christian Brocchi.
Di Francesco konon dicintai Berlusconi karena mantan pemain Roma itu konsisten menampilkan sepak bola menyerang nan atraktif bersama Sassuolo.
Latar belakang sebagai pemain Milan plus kinerja apik bersama Bologna adalah daya pikat utama Donadoni.
Lantas hal apa yang membuat nama Brocchi selalu mengemuka ketika rumor pergantian pelatih Milan diletupkan media?
Mirip seperti Donadoni, Brocchi memiliki DNA Milan. Darah Merah-Hitam Brocchi malah lebih kental.
Selain pernah memperkuat Milan semasa aktif bermain, Brocchi juga merupakan jebolan akademi klub beralias I Rossoneri itu.
Donadoni memang meraih berbagai gelar prestisius kala membela Milan pada rentang 1986-1996. Namun, ia adalah produk akademi sepak bola Atalanta.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Berlusconi untuk memberikan kesempatan bagi eks pemain Milan duduk di kursi peracik strategi.
Selama 30 tahun memimpin I Rossoneri, Berlusconi pernah mengangkat delapan mantan pemain I Rossoneri sebagai pelatih.
Mereka adalah Nils Liedholm (1986-1987), Fabio Capello (1991-1996; 1997-1998), Cesare Maldini- Mauro Tassotti (2001), Carlo Ancelotti (2001-2009), Leonardo (2009-2010), Clarence Seedorf (2014), dan Filippo Inzaghi (2014-2015).
Sepasang nostalgia terakhir Berlusconi berujung runyam karena Seedorf dan Inzaghi gagal mengangkat performa tim Pengalaman minim menukangi tim di level teratas disebut sebagai penyebab kegagalan Seedorf dan Inzaghi.
Sama seperti Seedorf dan Inzaghi, Brocchi juga belum pernah membesut tim profesional.
Ia baru menghabiskan satu musim bersama tim Allievi Milan (U-17) dan tengah menjalani tahun kedua bareng skuat primavera (U-20).
Kendati demikian, filosofi sepak bola Brocchi disebut sebagai pembangkit nyali Berlusconi untuk kembali berjudi.
Pada musim lalu, Brocchi sukses mengantar Milan ke perempat final kompetisi primavera.
Milan kerap tampil dominan dan dan menang dengan skor mencolok seperti 4-0, 4-1, 5-0, dan 6-1. Pada 2014/15, skuat arahan Brocchi mengemas 102 gol!
"Musim ini (2014/15) kami banyak melakoni latihan teknik dan penguasaan bola," kata pemain primavera Milan, Michael Fabbro, kala ditanya perbedaan Brocchi dengan pelatih tim sebelumnya, Inzaghi.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Berlusconi fanatik sepak bola menyerang berbasis penguasaan bola.
Karena itu, Sang Presiden kerap risih kala melihat Milan senior arahan Mihajlovic jarang mengendalikan permainan di Serie A 2015/16.
Tatkala Milan besutan Miha kesulitan bikin gol, skuat primavera racikan Brocchi malah sudah 50 kali menggetarkan jala gawang lawan di musim 2015/16.
Anak asuh Brocchi berstatus tim tertajam dikompetisi primavera musim ini.
Fakta itu jelas membuat Berlusconi kian tergoda menjadikan Brocchi sebagai suksesor Mihajlovic.
Siap berjudi lagi Berlusconi?
[video]https://video.kompas.com/e/4799333741001_ackom_pballball[/video]